Samarinda (ANTARA) - Sebanyak tujuh orang tewas dari peristiwa kebakaran di Jalan Abdul Wahab Sjaranie, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu pagi yang diduga akibat pintu ruko yang terkunci dari luar.
"Bapak pemilik toko sembako, dini hari tadi belanja ke pasar dan pintu ruko dikunci dari luar, sehingga ketika terjadi kebakaran, penghuni ruko tidak bisa ke luar," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Samarinda Hendra AH di Samarinda, Minggu.
Ia menyayangkan ruko tersebut tidak dilengkapi pintu darurat atau pintu belakang, sehingga ketika api berkobar di bagian depan, maka penghuni tidak memiliki akses untuk menyematkan diri.
Untuk menghindari hal serupa terulang, ia mengimbau kepada semua pemilik ruko melengkapi pintu lain untuk evakuasi jika terjadi musibah.
Kebakaran yang terjadi pukul 04.30 Wita tersebut melanda satu bangunan dua lantai yang disekat untuk tiga ruko, yakni ruko yang menjual sembako, ruko penjual barang elektronik, dan ruko yang menjual aneka plastik.
Saat terjadi kebakaran, hanya ruko yang menjual sembako yang ada penghuninya, yakni terdapat delapan orang di dalamnya, sementara pemilik dua ruko lainnya tidak tidur di ruko tersebut.
Akibat peristiwa ini, enam orang di ruko sembako tersebut meninggal di tempat, sementara dua orang lainnya kritis sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit.
Di perjalanan, satu di antara yang kritis itu meninggal, sehingga total meninggal akibat kebakaran ini menjadi tujuh orang, sedangkan satu yang selamat adalah anak, usia 9 tahun.
Dari keterangan yang dihimpun di lokasi, lanjut Hendra, kebakaran bermula dari mobil double kabin Triton melaju kencang dari arah Sempaja menuju Air Hitam.
Sopir diduga hilang kendali karena mengantuk, sehingga menabrak lapak bensin eceran di depan ruko penjual sembako dan menabrak pagar teras ruko penjual plastik, hingga kemudian roda sebelah kanan depan dan belakang mobil masuk ke parit.
"Akibat dari mobil menabrak lapak bensin eceran inilah, kemudian diduga ada percikan api sehingga menyebabkan kebakaran yang menghanguskan tiga ruko dan menyebabkan tujuh orang meninggal," kata Hendra.
"Bapak pemilik toko sembako, dini hari tadi belanja ke pasar dan pintu ruko dikunci dari luar, sehingga ketika terjadi kebakaran, penghuni ruko tidak bisa ke luar," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Samarinda Hendra AH di Samarinda, Minggu.
Ia menyayangkan ruko tersebut tidak dilengkapi pintu darurat atau pintu belakang, sehingga ketika api berkobar di bagian depan, maka penghuni tidak memiliki akses untuk menyematkan diri.
Untuk menghindari hal serupa terulang, ia mengimbau kepada semua pemilik ruko melengkapi pintu lain untuk evakuasi jika terjadi musibah.
Kebakaran yang terjadi pukul 04.30 Wita tersebut melanda satu bangunan dua lantai yang disekat untuk tiga ruko, yakni ruko yang menjual sembako, ruko penjual barang elektronik, dan ruko yang menjual aneka plastik.
Saat terjadi kebakaran, hanya ruko yang menjual sembako yang ada penghuninya, yakni terdapat delapan orang di dalamnya, sementara pemilik dua ruko lainnya tidak tidur di ruko tersebut.
Akibat peristiwa ini, enam orang di ruko sembako tersebut meninggal di tempat, sementara dua orang lainnya kritis sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit.
Di perjalanan, satu di antara yang kritis itu meninggal, sehingga total meninggal akibat kebakaran ini menjadi tujuh orang, sedangkan satu yang selamat adalah anak, usia 9 tahun.
Dari keterangan yang dihimpun di lokasi, lanjut Hendra, kebakaran bermula dari mobil double kabin Triton melaju kencang dari arah Sempaja menuju Air Hitam.
Sopir diduga hilang kendali karena mengantuk, sehingga menabrak lapak bensin eceran di depan ruko penjual sembako dan menabrak pagar teras ruko penjual plastik, hingga kemudian roda sebelah kanan depan dan belakang mobil masuk ke parit.
"Akibat dari mobil menabrak lapak bensin eceran inilah, kemudian diduga ada percikan api sehingga menyebabkan kebakaran yang menghanguskan tiga ruko dan menyebabkan tujuh orang meninggal," kata Hendra.