Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar pelatihan tentang keselamatan dasar di atas kapal bagi masyarakat perikanan di Serang, Banten, 30-31 Maret 2022, sebagai upaya untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi dalam pelayaran kapal ikan.
"Setiap awak kapal pada dasarnya sudah dibekali pelatihan dasar tentang keselamatan kerja, namun pada penerapannya dirasa masih kurang. Hal tersebutlah yang mendorong kami untuk melaksanakan pelatihan secara berkelanjutan guna meminimalisir musibah kecelakaan kapal," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), I Nyoman Radiarta, dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, penting untuk mengutamakan keselamatan diri ketika bekerja serta melakukan pekerjaan dengan benar dan sesuai prosedur, agar diharapkan semua awak kapal mampu bekerja dengan baik, dapat menyelesaikan kontrak kerja, dan mendapatkan penghasilan yang baik, serta selanjutnya dapat pulang dalam keadaan yang sehat dan bertemu dengan keluarga di rumah.
Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), 31 persen kecelakaan pelayaran pada 2018-2020 melibatkan kapal penangkap ikan. Pada 2019 terdapat 25 kecelakaan kapal penangkapan ikan dan 12 kecelakaan pada 2020, dan pada 2021 jumlahnya naik menjadi 19 kasus.
Di Kota Serang pernah terjadi kecelakaan kapal ikan, KM Sampoerna yang terbalik dan tenggelam pada 27 Februari 2021 di utara Pulau Tunda. KNKT menekankan perlu adanya evaluasi regulasi terkait kapal penangkapan ikan.
"Harapan kami, dengan pelatihan ini akan menambah pengetahuan dan kompetensi nelayan di Kota dan Kabupaten Serang. Sehingga kegiatan penangkapan dapat terlaksana sesuai dengan prosedur keselamatan di atas kapal. Saya turut berpesan kepada pelatih dan penyuluh perikanan agar terus mendampingi para peserta selama pelatihan maupun setelahnya," ujarnya.
Nyoman turut menyampaikan bahwa pelatihan tersebut juga terlaksana guna mendukung terwujudnya Desa Tanara, Kabupaten Serang, sebagai Kampung Nelayan Maju (Kalaju), sebagaimana ketetapan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di mana BRSDM melalui balai-balai pelatihan akan terus berupaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dengan mentransfer ilmu kepada para pelaku utama.
Anggota Komisi IV DPR RI, Nur’aeni, menuturkan bahwa tema pelatihan tersebut sangatlah penting di tengah-tengah kondisi cuaca saat ini.
"Kapal bagi para nelayan diibaratkan sebagai rumah. Bagaimana kapal tersebut bisa menjadi nyaman, aman, tentram dan damai untuk ditumpangi kalau tidak dibekali dengan keselamatan kerja? Di samping itu, iklim yang tidak menentu sangat merugikan nelayan karena tidak bisa melaut," kata Nuraini.
Dalam laporannya, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP, Lilly Aprilya Pregiwati, menerangkan bahwa pelatihan diikuti 100 orang yang terdiri dari nelayan dari Kota dan Kabupaten Serang. Materi pelatihan yang disampaikan berupa, teknik penyelamatan diri, pencegahan pemadaman kebakaran, dasar pertolongan pertama pada kecelakaan, serta keselamatan diri dan tanggungjawab.
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pun mendorong agar kegiatan pelatihan dan penyuluhan lebih rutin dilaksanakan ke masyarakat terkait sektor kelautan dan perikanan sebagai upaya menambah tingkat kesejahteraan warga di berbagai daerah.
"Setiap awak kapal pada dasarnya sudah dibekali pelatihan dasar tentang keselamatan kerja, namun pada penerapannya dirasa masih kurang. Hal tersebutlah yang mendorong kami untuk melaksanakan pelatihan secara berkelanjutan guna meminimalisir musibah kecelakaan kapal," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), I Nyoman Radiarta, dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, penting untuk mengutamakan keselamatan diri ketika bekerja serta melakukan pekerjaan dengan benar dan sesuai prosedur, agar diharapkan semua awak kapal mampu bekerja dengan baik, dapat menyelesaikan kontrak kerja, dan mendapatkan penghasilan yang baik, serta selanjutnya dapat pulang dalam keadaan yang sehat dan bertemu dengan keluarga di rumah.
Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), 31 persen kecelakaan pelayaran pada 2018-2020 melibatkan kapal penangkap ikan. Pada 2019 terdapat 25 kecelakaan kapal penangkapan ikan dan 12 kecelakaan pada 2020, dan pada 2021 jumlahnya naik menjadi 19 kasus.
Di Kota Serang pernah terjadi kecelakaan kapal ikan, KM Sampoerna yang terbalik dan tenggelam pada 27 Februari 2021 di utara Pulau Tunda. KNKT menekankan perlu adanya evaluasi regulasi terkait kapal penangkapan ikan.
"Harapan kami, dengan pelatihan ini akan menambah pengetahuan dan kompetensi nelayan di Kota dan Kabupaten Serang. Sehingga kegiatan penangkapan dapat terlaksana sesuai dengan prosedur keselamatan di atas kapal. Saya turut berpesan kepada pelatih dan penyuluh perikanan agar terus mendampingi para peserta selama pelatihan maupun setelahnya," ujarnya.
Nyoman turut menyampaikan bahwa pelatihan tersebut juga terlaksana guna mendukung terwujudnya Desa Tanara, Kabupaten Serang, sebagai Kampung Nelayan Maju (Kalaju), sebagaimana ketetapan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di mana BRSDM melalui balai-balai pelatihan akan terus berupaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dengan mentransfer ilmu kepada para pelaku utama.
Anggota Komisi IV DPR RI, Nur’aeni, menuturkan bahwa tema pelatihan tersebut sangatlah penting di tengah-tengah kondisi cuaca saat ini.
"Kapal bagi para nelayan diibaratkan sebagai rumah. Bagaimana kapal tersebut bisa menjadi nyaman, aman, tentram dan damai untuk ditumpangi kalau tidak dibekali dengan keselamatan kerja? Di samping itu, iklim yang tidak menentu sangat merugikan nelayan karena tidak bisa melaut," kata Nuraini.
Dalam laporannya, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP, Lilly Aprilya Pregiwati, menerangkan bahwa pelatihan diikuti 100 orang yang terdiri dari nelayan dari Kota dan Kabupaten Serang. Materi pelatihan yang disampaikan berupa, teknik penyelamatan diri, pencegahan pemadaman kebakaran, dasar pertolongan pertama pada kecelakaan, serta keselamatan diri dan tanggungjawab.
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pun mendorong agar kegiatan pelatihan dan penyuluhan lebih rutin dilaksanakan ke masyarakat terkait sektor kelautan dan perikanan sebagai upaya menambah tingkat kesejahteraan warga di berbagai daerah.