Jenewa (ANTARA
News) - Lebih dari 360 juta orang di dunia kehilangan pendengaran,
demikian perkiraan laporan yang disiarkan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), Rabu (27/2).
Di dalam laporan yang disiapkan buat Hari Perawatan Telinga Internasional pada 3 Maret, WHO mengatakan satu dari tiga orang yang berusia di atas 65 tahun, atau sebanyak 165 juta orang di seluruh dunia, kehilangan pendengaran. Sementara itu, sebanyak 32 orang lagi yang kehilangan pendengaran adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun.
Shelly Chadha dari Departemen Pencegahan Kebutaan dan Tuli di WHO mengatakan sebanyak separuh dari semua kasus kehilangan pendengaran mudah dicegah, sementara banyak kasus dapat diobati melalui diagnosis dini dan pencegahan yang layak seperti alat bantu dengar yang dicangkokkan melalui operasi.
Namun, ia memperingatkan produksi alat bantu dengar saat ini hanya memenuhi kurang dari 10 persen kebutuhan global.
"Di negara berkembang, kurang lebih satu dari 40 orang yang memerlukan alat bantu dengar memilikinya," kata Chadha dikutip Xinhua.
WHO mendorong semua negara untuk mengembangkan program bagi pencegahan kehilangan pendengaran dalam sistem perawatan kesehatan primer mereka, termasuk vaksinasi anak terhadap penyakit menular seperti campak, radang selaput otak dan penyakit gondok.
Organisasi PBB juga menyarankan tindakan seperti penyaringan dan perawatan sipilis pada perempuan hamil, dan penilaian awal dan penanganan kehilangan pendengaran pada bayi, demikian Xinhua melaporkan.
Di dalam laporan yang disiapkan buat Hari Perawatan Telinga Internasional pada 3 Maret, WHO mengatakan satu dari tiga orang yang berusia di atas 65 tahun, atau sebanyak 165 juta orang di seluruh dunia, kehilangan pendengaran. Sementara itu, sebanyak 32 orang lagi yang kehilangan pendengaran adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun.
Shelly Chadha dari Departemen Pencegahan Kebutaan dan Tuli di WHO mengatakan sebanyak separuh dari semua kasus kehilangan pendengaran mudah dicegah, sementara banyak kasus dapat diobati melalui diagnosis dini dan pencegahan yang layak seperti alat bantu dengar yang dicangkokkan melalui operasi.
Namun, ia memperingatkan produksi alat bantu dengar saat ini hanya memenuhi kurang dari 10 persen kebutuhan global.
"Di negara berkembang, kurang lebih satu dari 40 orang yang memerlukan alat bantu dengar memilikinya," kata Chadha dikutip Xinhua.
WHO mendorong semua negara untuk mengembangkan program bagi pencegahan kehilangan pendengaran dalam sistem perawatan kesehatan primer mereka, termasuk vaksinasi anak terhadap penyakit menular seperti campak, radang selaput otak dan penyakit gondok.
Organisasi PBB juga menyarankan tindakan seperti penyaringan dan perawatan sipilis pada perempuan hamil, dan penilaian awal dan penanganan kehilangan pendengaran pada bayi, demikian Xinhua melaporkan.