Tangerang (ANTARA) - Dokter Spesialis Urologi RS Sari Asih Cipondoh Kota Tangerang, dr. Aswin Usman Ariffin mengatakan batu ginjal merupakan penyakit akibat proses filtrasi garam dan mineral yang kurang sempurna di dalam ginjal dan jika diabaikan dapat mengakibatkan gagal ginjal.

“Jika fungsi-fungsi tersebut terganggu maka akan menyebabkan sulit buang air kecil, atau bahkan tidak terbentuk urine. Sehingga bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan segera akan berakibat kepada gagal ginjal. Konsekuensinya pasien tersebut harus cuci darah," kata dr. Aswin Usman Ariffin, SpU dalam keterangannya Tangerang, Banten, Jumat. 

Ia mengatakan penyakit batu ginjal diakibatkan oleh sejumlah faktor genetik, pola hidup yang tidak baik seperti kurang minum dan banyak makan-makanan seperti jengkol, jeroan, cumi, udang dan lain-lain. Ada juga faktor pekerjaan, faktor lingkungan dan lain-lain.



Gangguan yang muncul dari batu ginjal dapat berakibat kerusakan di ginjal yang membentuk sumbatan di ureter yakni saluran kemih yang bertugas membawa urine dari ginjal ke bagian kandung kemih untuk kemudian disalurkan ke luar. "Akibatnya aliran pembuangan air tak terbendung dan ginjal menjadi bengkak," kata dia.

Ia menyarankan masyarakat yang mengalami penyakit tersebut agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat sebelum menjadi lebih parah.



Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih jauh penyebabnya, apakah batu berada di dalam ginjal atau berada di saluran kemih yang menyebabkan sumbatan.

Belum ada obat yang dapat menghancurkan materi yang telah terbentuk seperti batu tersebut. Tindakan operasi menjadi salah satu pilihan yang disarankan oleh para dokter di fasilitas kesehatan.

Salah satu yang dapat dilakukan ialah dengan Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) yakni sebuah tindakan penghancuran dan pengambilan batu ginjal ukuran besar (lebih dari 2 cm).



Tindakan ini merupakan prosedur yang tidak memerlukan sayatan yang besar, hanya dibuat lubang kira-kira sebesar jempol orang dewasa. Sehingga perdarahan lebih minimal (minimal invasive) dan setelah tindakan, pasien dapat segera beraktivitas normal kembali tanpa rasa nyeri yang mengganggu.

“Operasi ini menggunakan alat yang disebut nefroskop (teropong) yang dimasukkan melalui sayatan kecil sampai pada ginjal untuk mencapai batu dan menghancurkannya sehingga fragmen batu dapat dikeluarkan,” katanya.



Dalam tindakan tersebut dokter anestesi juga melakukan pemantauan yang ketat terhadap pasien untuk memastikan pasien tidak merasakan nyeri selama dan setelah operasi.

“Kelebihan operasi PCNL nyeri pasca operasi lebih rendah, waktu rawat lebih cepat, jumlah perdarahan lebih sedikit dan luka operasi lebih kecil,” ujarnya.
 

Pewarta : Achmad Irfan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024