Manado, (Antara Sulut) - Kehadiran gedung Sekretariat Coral Triangle Initiative (CTI) yang berlokasi di kawasan Grand Kawanua Internasional City (GKIC) Kota Manado, yang saat ini dalam perampungan, akan menjadi salah satu potensi bagi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk makin dikenal di dunia.
"Keberadaan Sekretariat CTI akan menjadi ikon berharga yang menunjukkan keterlibatan langsung Sulut dan juga Indonesia dalam pengelolaan kekayaan dan keanekaragaman hayati laut yang justru sangat menjadi perhatian dunia, karena itu kehadiran gedung CTI, maka Sulut makin dikenal dunia," kata Executive Secretary Indonesia CTI-CFF (Coral Reefs, Fisheries and Food Securities) Manado, Victor Nikijuluw di Manado, Senin.
Victor yang juga dikenal sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Kebijakan Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mengatakan, bila gedung Sekretariat CTI tersebut sudah beroperasi, maka akan hadir tenaga ahli dari negara anggota CTI serta pekerja baik yang berasal dari Indonesia maupun negara CTI serta negara mitra (partner).
Negara CTI terdiri Indonesia, Malaysia, Filipina, Kepulauan Solomon, Timor Leste dan Papua New Guinea, sementara negara mitra yakni Amerika Serikat dan Australia, serta beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) bertaraf internasional seperti WWF, TNC, CI serta Asian Development Bank (ADB).
Pada pelaksanaan Konferensi Kelautan Dunia (WOC) 15 Mei 2009, para kepala negara telah melakukan CTI Leaders Declaration yang intinya menyatakan para kepala negara sepakat melakukan upaya penyelematan dan pengelolaan terumbu karang (coral reef) di kawasan coral triangle secara berkelanjutan melalui implementasi "regional plan of actions".
Coral reaf yang ada di dunia terbesar ada di kawasan CTI, termasuk habitat jenis ikan yang diperkirakan lebih 3.000 jenis ikan atau 75 persen dari populasi dunia.
Lima tujuan adanya CTI, pertama membentuk tata ruang laut (seascape), pengelolaan sumber daya perikanan berbasis ekosistem (EAMF), menciptakan area yang dilindungi sebagai kawasan konservasi (MPAs), sebagai adaptasi perubahan iklim (climate change) serta melindungi spesies yang terancam punah (Threatned species).
Direktur Eksekutif North Sulawesi Tourism Board (NSTB), Widijanto mengatakan, NSTB siap bermitra dengan CTI untuk berbagai pekerjaan yang bisa digarap bersama melalui sudut pandang kepariwisataan.
"Kehadiran kantor sekretariat CTI di Manado, maka pasti makin banyak orang datang di Manado untuk mengikuti berbagai agenda diantaranya meeting incentive, conference dan exhibition(MICE), dan NSTB bersama dengan pengembang kawasan GKIC siap mendukung karena pada akhirnya akan memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah ini," kata Widijanto.
Gedung Sekretariat CTI yang dibangun PT Adikarya berbentuk futuristik berbentuk bola dunia saat ini hampir rampung dikerjakan menelan anggaran sekitar 5 juta dolar AS yang merupakan dana pemerintah Indonesia. @antarasulutcom
"Keberadaan Sekretariat CTI akan menjadi ikon berharga yang menunjukkan keterlibatan langsung Sulut dan juga Indonesia dalam pengelolaan kekayaan dan keanekaragaman hayati laut yang justru sangat menjadi perhatian dunia, karena itu kehadiran gedung CTI, maka Sulut makin dikenal dunia," kata Executive Secretary Indonesia CTI-CFF (Coral Reefs, Fisheries and Food Securities) Manado, Victor Nikijuluw di Manado, Senin.
Victor yang juga dikenal sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Kebijakan Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mengatakan, bila gedung Sekretariat CTI tersebut sudah beroperasi, maka akan hadir tenaga ahli dari negara anggota CTI serta pekerja baik yang berasal dari Indonesia maupun negara CTI serta negara mitra (partner).
Negara CTI terdiri Indonesia, Malaysia, Filipina, Kepulauan Solomon, Timor Leste dan Papua New Guinea, sementara negara mitra yakni Amerika Serikat dan Australia, serta beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) bertaraf internasional seperti WWF, TNC, CI serta Asian Development Bank (ADB).
Pada pelaksanaan Konferensi Kelautan Dunia (WOC) 15 Mei 2009, para kepala negara telah melakukan CTI Leaders Declaration yang intinya menyatakan para kepala negara sepakat melakukan upaya penyelematan dan pengelolaan terumbu karang (coral reef) di kawasan coral triangle secara berkelanjutan melalui implementasi "regional plan of actions".
Coral reaf yang ada di dunia terbesar ada di kawasan CTI, termasuk habitat jenis ikan yang diperkirakan lebih 3.000 jenis ikan atau 75 persen dari populasi dunia.
Lima tujuan adanya CTI, pertama membentuk tata ruang laut (seascape), pengelolaan sumber daya perikanan berbasis ekosistem (EAMF), menciptakan area yang dilindungi sebagai kawasan konservasi (MPAs), sebagai adaptasi perubahan iklim (climate change) serta melindungi spesies yang terancam punah (Threatned species).
Direktur Eksekutif North Sulawesi Tourism Board (NSTB), Widijanto mengatakan, NSTB siap bermitra dengan CTI untuk berbagai pekerjaan yang bisa digarap bersama melalui sudut pandang kepariwisataan.
"Kehadiran kantor sekretariat CTI di Manado, maka pasti makin banyak orang datang di Manado untuk mengikuti berbagai agenda diantaranya meeting incentive, conference dan exhibition(MICE), dan NSTB bersama dengan pengembang kawasan GKIC siap mendukung karena pada akhirnya akan memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah ini," kata Widijanto.
Gedung Sekretariat CTI yang dibangun PT Adikarya berbentuk futuristik berbentuk bola dunia saat ini hampir rampung dikerjakan menelan anggaran sekitar 5 juta dolar AS yang merupakan dana pemerintah Indonesia. @antarasulutcom