Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersama Kementerian Perdagangan RI menggelar operasi pasar minyak goreng murah di sejumlah pasar tradisional selama tiga hari, 23-25 Februari 2022.
Saat peluncuran operasi pasar minyak goreng di halaman Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan pihaknya menyediakan 25.200 liter minyak goreng murah selama tiga hari.
"Nanti pasarnya diacak (dari jadwal yang telah ditetapkan), diubah sesuai kebutuhan di pasar," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan dalam operasi pasar tersebut, minyak goreng murah tidak dijual secara langsung kepada masyarakat melainkan melalui pedagang-pedagang di pasar sebagai upaya untuk mengurangi kerumunan.
Terkait dengan hal itu, Bupati meminta pedagang untuk menyeleksi pembeli agar tidak berulang kali membeli minyak goreng dalam satu hari seiring dengan adanya pembatasan pembelian maksimal 2 liter per konsumen.
"Tidak boleh ada yang dobel, misalnya sudah beli satu kemasan (isi 2 liter) pada pagi hari, lalu siang atau sore harinya beli lagi satu kemasan. Harus ada jeda satu minggu dan harga untuk konsumen Rp14.000 per liter," katanya.
Ia mengatakan jika kemudian ditemukan ada pedagang yang jual lebih dari Rp14.000 per liter, akan diamankan oleh aparat TNI/Polri karena sudah ada surat pernyataan dari pedagang bahwa tidak akan menjual dengan harga melebihi yang telah ditetapkan pemerintah.
"Nanti kalau ada penyimpangan, kita sikat, enggak boleh ada penyimpangan," katanya menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Polisi Aldino Agus Anggoro mengatakan pihaknya siap mengamankan kegiatan operasi pasar minyak goreng murah.
"Untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng, kami dari TNI dan Polri akan siap mengamankan dan mengawasi agar tidak ada penyimpangan di lapangan," katanya.
Informasi yang dihimpun, kegiatan operasi pasar minyak goreng murah pada hari Rabu (23/2) digelar di Pasar Wage Purwokerto, Pasar Larangan, dan Pasar Sokaraja.
Dari pantauan di Pasar Wage, Purwokerto, sebanyak 3.600 liter (300 karton, red.) minyak goreng murah langsung didistribusikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas kepada para pedagang yang telah ditunjuk untuk mendukung kegiatan operasi pasar.
Oleh karena itu, sejumlah warga yang telah lama menunggu di Pasar Wage pun kecewa karena mereka tidak bisa membeli minyak goreng murah secara langsung.
"Saya kira bisa beli langsung di sini, tapi ternyata harus beli melalui pedagang," kata Hidayati, salah seorang warga Sokaraja yang sedang berbelanja di Pasar Wage.
Saat ada operasi pasar minyak goreng beberapa waktu lalu, dia mengaku pernah mencoba membeli komoditas tersebut kepada salah satu pedagang yang ditunjuk untuk menjual minyak goreng murah.
"Namun ternyata kata pedagang itu, minyak gorengnya telah habis," katanya.
Warga lainnya, Satinem mengharapkan adanya penjualan minyak goreng secara langsung kepada konsumen tanpa harus melalui pedagang yang dilibatkan dalam operasi pasar.
Dengan demikian, kata dia, masyarakat dapat dipastikan memperoleh minyak goreng murah meskipun pembeliannya dibatasi maksimal 2 liter per orang.
"Kalau beli dari pedagang sering tidak kebagian. Kebutuhan minyak goreng saya setiap harinya 6 liter karena untuk jualan ayam serundeng, sehingga kekurangannya pakai minyak goreng curah," katanya.
Saat peluncuran operasi pasar minyak goreng di halaman Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan pihaknya menyediakan 25.200 liter minyak goreng murah selama tiga hari.
"Nanti pasarnya diacak (dari jadwal yang telah ditetapkan), diubah sesuai kebutuhan di pasar," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan dalam operasi pasar tersebut, minyak goreng murah tidak dijual secara langsung kepada masyarakat melainkan melalui pedagang-pedagang di pasar sebagai upaya untuk mengurangi kerumunan.
Terkait dengan hal itu, Bupati meminta pedagang untuk menyeleksi pembeli agar tidak berulang kali membeli minyak goreng dalam satu hari seiring dengan adanya pembatasan pembelian maksimal 2 liter per konsumen.
"Tidak boleh ada yang dobel, misalnya sudah beli satu kemasan (isi 2 liter) pada pagi hari, lalu siang atau sore harinya beli lagi satu kemasan. Harus ada jeda satu minggu dan harga untuk konsumen Rp14.000 per liter," katanya.
Ia mengatakan jika kemudian ditemukan ada pedagang yang jual lebih dari Rp14.000 per liter, akan diamankan oleh aparat TNI/Polri karena sudah ada surat pernyataan dari pedagang bahwa tidak akan menjual dengan harga melebihi yang telah ditetapkan pemerintah.
"Nanti kalau ada penyimpangan, kita sikat, enggak boleh ada penyimpangan," katanya menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Polisi Aldino Agus Anggoro mengatakan pihaknya siap mengamankan kegiatan operasi pasar minyak goreng murah.
"Untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng, kami dari TNI dan Polri akan siap mengamankan dan mengawasi agar tidak ada penyimpangan di lapangan," katanya.
Informasi yang dihimpun, kegiatan operasi pasar minyak goreng murah pada hari Rabu (23/2) digelar di Pasar Wage Purwokerto, Pasar Larangan, dan Pasar Sokaraja.
Dari pantauan di Pasar Wage, Purwokerto, sebanyak 3.600 liter (300 karton, red.) minyak goreng murah langsung didistribusikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas kepada para pedagang yang telah ditunjuk untuk mendukung kegiatan operasi pasar.
Oleh karena itu, sejumlah warga yang telah lama menunggu di Pasar Wage pun kecewa karena mereka tidak bisa membeli minyak goreng murah secara langsung.
"Saya kira bisa beli langsung di sini, tapi ternyata harus beli melalui pedagang," kata Hidayati, salah seorang warga Sokaraja yang sedang berbelanja di Pasar Wage.
Saat ada operasi pasar minyak goreng beberapa waktu lalu, dia mengaku pernah mencoba membeli komoditas tersebut kepada salah satu pedagang yang ditunjuk untuk menjual minyak goreng murah.
"Namun ternyata kata pedagang itu, minyak gorengnya telah habis," katanya.
Warga lainnya, Satinem mengharapkan adanya penjualan minyak goreng secara langsung kepada konsumen tanpa harus melalui pedagang yang dilibatkan dalam operasi pasar.
Dengan demikian, kata dia, masyarakat dapat dipastikan memperoleh minyak goreng murah meskipun pembeliannya dibatasi maksimal 2 liter per orang.
"Kalau beli dari pedagang sering tidak kebagian. Kebutuhan minyak goreng saya setiap harinya 6 liter karena untuk jualan ayam serundeng, sehingga kekurangannya pakai minyak goreng curah," katanya.