Manado, 29/9 (ANTARA) - Kepala Balai Pelayanan, Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Manado, Jefry Sigar mengatakan, calo terus menjerat calon TKI karena digaji cukup tinggi oleh pemberi jasa.

"Informasi yang kami peroleh mereka digaji sekitar lima sampai enam juta rupiah untuk setiap TKI, apabila mereka berhasil meloloskan calon TKI apakah melalui pelabuhan atau bandar udara," kata Sigar, di Manado, Sabtu.

Dia mengatakan, gaji yang tergolong besar ini menyebabkan calo tertarik melakukan aktivitasnya, dan menjaring calon-calon TKI hingga ke pelosok desa atau kelurahan dengan diiming-imingi gaji besar, dan bekerja di sektor formal.

"Kami memang mengalami kesulitan untuk menangkap calo-calo TKI yang kami yakini memang masih ada. Apalagi indikasinya, banyak TKI asal Sulut yang berada di luar negeri tanpa melalui prosedur resmi," ungkapnya.

Dia mencontohkan, ada TKI tanpa prosedur resmi yang bekerja ke Malaysia atau Singapura dan menggunakan Batam sebagai pintu masuk.

"Karena itu kami mengingatkan agar calon TKI berhati-hati dengan bujuk rayu calo yang mengaku akan menempatkan ke luar negeri dengan gaji besar, dan bekerja di sektor formal," kata dia.

Padahal kata dia, di beberapa kasus berkaitan dengan TKI yang tidak direkrut melalui prosedur formal, mereka dipekerjakan di tempat hiburan malam, dan mendapatkan perlakuan tidak wajar.

Dia menambahkan, BP3TKI Manado telah bekerja sama dengan Polda Sulut mengamankan pengiriman TKI ke luar negeri melalui pintu keluar bandara Sam Ratulangi atau Pelabuhan Bitung.

"Tapi paling penting adalah calon TKI selektif dan berpikir kritis. Kalau ada yang melakukan proses perekrutan, tidak ada salahnya berkoordinasi dengan BP3TKI untuk dikonfirmasi benar tidaknya perusahan tersebut. Jangan cepat tergoda tawaran karena bisa fatal akibatnya," ungkapnya.
(biluluguntur@/yahoo.com)

Pewarta :
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024