Manado (ANTARA) - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan penyebab terjadinya kecelakaan di jalan tol sering diakibatkan oleh sopir yang kelelahan.
"Banyak kecelakaan di jalan tol itu dikarenakan sopir mengalami fatigue (kelelahan) dan mengantuk," kata Soerjanto dalam diskusi "Keselamatan Jalan Tol" di Jakarta, Selasa.
Soerjanto mengatakan berdasarkan catatan umumnya kecelakaan terjadi dalam rentang waktu pukul 00.00 WIB dini hari hingga pukul 13.00 WIB siang.
Meskipun demikian, ada dua fase waktu pengendara biasanya mengalami rasa kantuk saat berkendara di jalan tol, yakni dari jam 00.00 WIB sampai dini hari, dan dari jam 10.00 WIB pagi sampai jam 13.00 WIB.
Menurut dia, dalam rentang waktu tersebut berpotensi adanya penurunan kewaspadaan pengendara sehingga menyebabkan micro sleep.
"Berdasarkan statistik ini paling sering jam sepuluh pagi sampai satu siang karena mengantuk," ujarnya.
Soerjanto mengimbau kepada pada pengendara, khususnya yang tengah melakukan perjalanan jarak jauh untuk lebih jujur pada diri sendiri apabila mengalami kelelahan.
Ia menyarankan para pengendara untuk beristirahat di rest area terdekat, guna menghindari kecelakaan.
"Banyak pengendara yang minum minuman energi agar lebih segar, padahal kalau sudah lelah dan mengantuk itu obatnya tidur," tegasnya.
Ia menambahkan pihaknya juga menyarankan untuk dibentuknya rest area, yang benar-benar nyaman untuk dipakai para pengendara sebagai tempat istirahat.
Dengan adanya tempat peristirahatan tersebut terbukti bisa mengurangi angka kecelakaan di jalan tol.
"Banyak kecelakaan di jalan tol itu dikarenakan sopir mengalami fatigue (kelelahan) dan mengantuk," kata Soerjanto dalam diskusi "Keselamatan Jalan Tol" di Jakarta, Selasa.
Soerjanto mengatakan berdasarkan catatan umumnya kecelakaan terjadi dalam rentang waktu pukul 00.00 WIB dini hari hingga pukul 13.00 WIB siang.
Meskipun demikian, ada dua fase waktu pengendara biasanya mengalami rasa kantuk saat berkendara di jalan tol, yakni dari jam 00.00 WIB sampai dini hari, dan dari jam 10.00 WIB pagi sampai jam 13.00 WIB.
Menurut dia, dalam rentang waktu tersebut berpotensi adanya penurunan kewaspadaan pengendara sehingga menyebabkan micro sleep.
"Berdasarkan statistik ini paling sering jam sepuluh pagi sampai satu siang karena mengantuk," ujarnya.
Soerjanto mengimbau kepada pada pengendara, khususnya yang tengah melakukan perjalanan jarak jauh untuk lebih jujur pada diri sendiri apabila mengalami kelelahan.
Ia menyarankan para pengendara untuk beristirahat di rest area terdekat, guna menghindari kecelakaan.
"Banyak pengendara yang minum minuman energi agar lebih segar, padahal kalau sudah lelah dan mengantuk itu obatnya tidur," tegasnya.
Ia menambahkan pihaknya juga menyarankan untuk dibentuknya rest area, yang benar-benar nyaman untuk dipakai para pengendara sebagai tempat istirahat.
Dengan adanya tempat peristirahatan tersebut terbukti bisa mengurangi angka kecelakaan di jalan tol.