Manado (ANTARA) - Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution mengatakan pelaksanaan revitalisasi Lapangan Merdeka yang dilakukan mulai awal 2022 bertujuan untuk membangkitkan kesadaran sejarah dan budaya di masyarakat.
"Meski nanti direvitalisasi, nilai budaya di Lapangan Merdeka tidak boleh hilang. Nilai budaya tetap ada, sehingga membangkitkan kesadaran warga akan sejarah dan budaya," ucap Bobby dalam keterangan tertulis yang diterima di Medan, Senin.
Wali kota juga meminta agar disediakan ruang bagi pelestarian maupun pengembangan seni budaya di ibu kota Provinsi Sumatera Utara pada revitalisasi tersebut.
Untuk diketahui, Pemkot Medan dari Oktober hingga November 2021 sudah menyiapkan gambar dan tahapan revitalisasi diperkirakan membutuhkan anggaran Rp174 miliar.
Revitalisasi lapangan bersejarah seluas 4,88 hektare sebagai ruang terbuka hijau dan cagar budaya dengan mempertahankan karakteristik, seperti pohon trambesi yang ada sejak zaman Belanda.
"Itu sebabnya meski kita revitalisasi, namun nilai-nilai sejarah di lapangan yang dahulunya merupakan alun-alun tetap dipertahankan," ujar Bobby Nasution.
Darma Lubis (47), pekerja seni dan budaya Kota Medan mengapresiasi upaya Pemkot Medan dalam membangkitkan kesadaran sejarah dan budaya masyarakat di daerah ini.
"Sebagai pekerja seni dan budaya, pasti saya mendukung upaya revitalisasi ini. Cuma perlu memastikan arah pembangunan kebudayaan, nanti seperti apa. Sebagai kota metropolitan, Kota Medan mengarah ke budaya urban," katanya.
"Meski nanti direvitalisasi, nilai budaya di Lapangan Merdeka tidak boleh hilang. Nilai budaya tetap ada, sehingga membangkitkan kesadaran warga akan sejarah dan budaya," ucap Bobby dalam keterangan tertulis yang diterima di Medan, Senin.
Wali kota juga meminta agar disediakan ruang bagi pelestarian maupun pengembangan seni budaya di ibu kota Provinsi Sumatera Utara pada revitalisasi tersebut.
Untuk diketahui, Pemkot Medan dari Oktober hingga November 2021 sudah menyiapkan gambar dan tahapan revitalisasi diperkirakan membutuhkan anggaran Rp174 miliar.
Revitalisasi lapangan bersejarah seluas 4,88 hektare sebagai ruang terbuka hijau dan cagar budaya dengan mempertahankan karakteristik, seperti pohon trambesi yang ada sejak zaman Belanda.
"Itu sebabnya meski kita revitalisasi, namun nilai-nilai sejarah di lapangan yang dahulunya merupakan alun-alun tetap dipertahankan," ujar Bobby Nasution.
Darma Lubis (47), pekerja seni dan budaya Kota Medan mengapresiasi upaya Pemkot Medan dalam membangkitkan kesadaran sejarah dan budaya masyarakat di daerah ini.
"Sebagai pekerja seni dan budaya, pasti saya mendukung upaya revitalisasi ini. Cuma perlu memastikan arah pembangunan kebudayaan, nanti seperti apa. Sebagai kota metropolitan, Kota Medan mengarah ke budaya urban," katanya.