Manado (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengharapkan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi tertua yang berdiri sebelum Indonesia merdeka tetap menyemai gagasan moderasi Islam di Indonesia sehingga kebinekaan dan NKRI dapat terawat serta terjaga.

“Sejak berdiri, Muhammadiyah memperjuangkan gagasan Islam moderat dengan mengembangkan berbagai aktivitas yang dikenal sebagai amal usaha dalam bidang pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, dan belakangan pemberdayaan kaum mustadhafin,” kata Ahmad Basarah berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Hal itu ia sampaikan dalam rangka memperingati Milad ke-109 Muhammadiyah, Kamis.
 

Moderasi Islam merupakan ajaran yang mengarahkan umatnya untuk berada di jalan tengah, bersikap adil, dan seimbang dalam menjalankan segala aspek kehidupan.

Ahmad Basarah memuji berbagai peran besar yang dilakukan Muhammadiyah sampai saat ini, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.

Pada masa pandemi, lanjutnya, Muhammadiyah turut bergerak dan berpartisipasi dengan amal usaha yang dimiliki bersama pemerintah, seperti rumah sakit, perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM), sekolah, dan panti asuhan untuk memerangi virus COVID-19.
 

Ahmad Basarah mengatakan Muhammadiyah ikut membantu pemerintah dalam mempercepat vaksinasi, baik kepada anggotanya maupun masyarakat umum, termasuk program vaksinasi lintas iman.

“Saya kira tepat jika Milad ke-109 tahun ini Muhammadiyah mengusung tema Optimis Hadapi Pandemi COVID-19: Menebar Nilai Utama. Tanpa optimisme, bangsa ini tidak akan pernah bisa keluar dari situasi sulit,” tambahnya.
 

Ahmad Basarah mengatakan sebagai umat Islam yang memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah dan meskipun dirinya merupakan pengurus Nahdlatul Ulama (NU), ia ikut bangga terhadap hal-hal yang telah dilakukan Muhammadiyah untuk bangsa dan negara.

Dia berharap Muhammadiyah dapat istiqomah atau konsisten melalui spirit dan jiwa ‘’Islam Berkemajuan’’ untuk menjadi gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, yaitu menegakkan yang benar dan melarang yang salah.


Pewarta : Tri Meilani Ameliya
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024