Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) berupaya mendorong kemandirian ekonomi pondok pesantren se-Soloraya melalui kegiatan pelatihan yang bertajuk Santri Jogo Bumi.
Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Kamis mengatakan salah satu pendampingan yang dilakukan adalah mendorong klaster dan UMKM binaan termasuk pondok pesantren di sektor pertanian untuk mengembangkan budidaya tanam ramah lingkungan.
"Salah satu upayanya adalah melalui pelatihan peningkatan kesuburan tanah dengan mengoptimalkan fungsi mikro organisme. Tujuan pelatihan ini adalah mendorong terciptanya sustainable farming yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya produksi serta menjaga kelestarian dan keseimbangan alam," katanya.
Dalam hal ini, dikatakannya, BI juga memfasilitasi pelatihan perbaikan kesuburan tanah dan pengendalian organisme penganggu tanaman (OPT) dengan mengoptimalkan fungsi mikroorganisme tanah kepada pondok pesantren yang memiliki unit usaha sektor pertanian.
"Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas santri tani dalam mengenali lahan dan tanamannya sehingga dapat memberikan nutrisi yang tepat tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem," katanya.
Konsep pertanian pondok pesantren tersebut, dikatakannya, menjadi kebutuhan untuk menjaga keberlangsungan ekologi.
"Hal ini sejalan dengan peran manusia sebagai khalifatullah yang memiliki tanggung jawab atas kelestarian alam semesta," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, pesantren memiliki peran yang strategis dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah di Indonesia karena tidak hanya menjalankan fungsi pendidikan tetapi juga menjadi pusat pengembangan ekonomi untuk kemandirian pesantren sekaligus menciptakan wirausaha baru.
"Selain itu juga membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama di lingkungan sekitar pesantren," katanya.
Hasil survei yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Solo terhadap pesantren di Soloraya menunjukkan adanya potensi ekonomi dan kewirausahaan di kalangan ponpes. Pihaknya mencatat ada sekitar 7 persen pondok pesantren yang memiliki unit usaha di sektor pertanian.
"Potensi ekonomi di sektor pertanian ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri maupun dikembangkan sebagai unit usaha untuk menopang kemandirian ekonomi pesantren. Namun, sektor pertanian saat ini menghadapi kendala berupa ketidakseimbangan ekosistem akibat pola budidaya yang tidak ramah lingkungan sehingga produktivitas lahan makin menurun dan kelestarian alam menjadi terganggu," katanya.
Sementara itu, pelatihan tersebut dilaksanakan sejak 17-19 November 2021 di Pondok Husnul Khotimah Dukuh Ngledok, Desa Ngemplak, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
"Peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 21 ponpes se-Solo Raya di bawah koordinasi Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) Soloraya. Pelatihan ini bekerja sama dengan Komunitas Bunkaination Indonesia di Malang, yaitu komunitas petani yang berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan moto 'kita jaga bumi, bumi jaga kita'," katanya.
Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Kamis mengatakan salah satu pendampingan yang dilakukan adalah mendorong klaster dan UMKM binaan termasuk pondok pesantren di sektor pertanian untuk mengembangkan budidaya tanam ramah lingkungan.
"Salah satu upayanya adalah melalui pelatihan peningkatan kesuburan tanah dengan mengoptimalkan fungsi mikro organisme. Tujuan pelatihan ini adalah mendorong terciptanya sustainable farming yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya produksi serta menjaga kelestarian dan keseimbangan alam," katanya.
Dalam hal ini, dikatakannya, BI juga memfasilitasi pelatihan perbaikan kesuburan tanah dan pengendalian organisme penganggu tanaman (OPT) dengan mengoptimalkan fungsi mikroorganisme tanah kepada pondok pesantren yang memiliki unit usaha sektor pertanian.
"Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas santri tani dalam mengenali lahan dan tanamannya sehingga dapat memberikan nutrisi yang tepat tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem," katanya.
Konsep pertanian pondok pesantren tersebut, dikatakannya, menjadi kebutuhan untuk menjaga keberlangsungan ekologi.
"Hal ini sejalan dengan peran manusia sebagai khalifatullah yang memiliki tanggung jawab atas kelestarian alam semesta," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, pesantren memiliki peran yang strategis dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah di Indonesia karena tidak hanya menjalankan fungsi pendidikan tetapi juga menjadi pusat pengembangan ekonomi untuk kemandirian pesantren sekaligus menciptakan wirausaha baru.
"Selain itu juga membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama di lingkungan sekitar pesantren," katanya.
Hasil survei yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Solo terhadap pesantren di Soloraya menunjukkan adanya potensi ekonomi dan kewirausahaan di kalangan ponpes. Pihaknya mencatat ada sekitar 7 persen pondok pesantren yang memiliki unit usaha di sektor pertanian.
"Potensi ekonomi di sektor pertanian ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri maupun dikembangkan sebagai unit usaha untuk menopang kemandirian ekonomi pesantren. Namun, sektor pertanian saat ini menghadapi kendala berupa ketidakseimbangan ekosistem akibat pola budidaya yang tidak ramah lingkungan sehingga produktivitas lahan makin menurun dan kelestarian alam menjadi terganggu," katanya.
Sementara itu, pelatihan tersebut dilaksanakan sejak 17-19 November 2021 di Pondok Husnul Khotimah Dukuh Ngledok, Desa Ngemplak, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
"Peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 21 ponpes se-Solo Raya di bawah koordinasi Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) Soloraya. Pelatihan ini bekerja sama dengan Komunitas Bunkaination Indonesia di Malang, yaitu komunitas petani yang berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan moto 'kita jaga bumi, bumi jaga kita'," katanya.