Manado, (Antara Sulut) - Pemerintah Kota Manado, menjadikan Pantai Malalayang dan sekitarnya sebagai lokasi pengembangan klaster wisata kuliner tradisional di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Pantai Malalayang sampai lokasi sebelum pusat belanja Bahu Mall akan difokuskan menjadi lokasi klaster wisata kuliner tradisional," kata Walikota Manado, Vicky Lumentut dalam acara Penyerahan Bantuan Bina Lingkungan Bank Mandiri di Manado, Jumat.

Vicky mengatakan, penetapan Pantai Malalayang sebagai lokasi wisata kuliner, karena potensi kawasan tersebut yang sudah dikenal sejak dulu sebagai daerah wisata menarik.

"Pemerintah tinggal melanjutkan apa yang sudah diawali oleh masyarakat dengan menjadikan daerah ini sebagai daerah wisata potensial," kata Vicky.

Penetapan lokasi sepanjang Pantai Malalayang sebagai klaster wisata kuliner, dimaksudkan agar kawasan ini lebih mampu memberi dorongan terhadap peningkatan perekonomian Manado, sebagai ibukota Provinsi Sulut.

Guna mendorong pesisir Pantai Malalayang Manado sebagai klaster wisata kuliner tradisional Manado, maka di kawasan tersebut dilengkapi bangunan penjual makanan tradisional dalam bentuk sabua tradisional.

Sabuah tradisional terbuat dari bambu dengan atap dari daun katu, menyamai bentuk rumah masyarakat tempo dulu.

Pengembangan Pantai Malalayang sebagai lokasi wisata kuliner tradisional diharapkan akan mendorong upaya pemerintah kota ini yang menjadikan Kota Manado sebagai kota ekowisata di Sulut.

Selain menetapkan Pantai Malalayang sebagai wisata kuliner tradisional, pemerintah daerah juga menetapkan lokasi wisata belanja yakni dari lokasi Pantai Bahu hingga Pelabuhan Manado.

Sementara dari Pelabuhan Manado hingga perbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara dijadikan sebagai lokasi mendukung kelestarian Taman Laut Nasional Bunaken.

"Pembagian lokasi Manado dalam bentuk klaster, merupakan salah satu upaya pemerintah mendorong kota ini baik sebagai kota pariwisata di Indonesia juga kota modern," kata Vicky.@antarasulutcom.



Pewarta : Guido Merung
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024