Manado (ANTARA) - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia siap menjadi pasar digital yang menjanjikan di kawasan Asia Tenggara karena memiliki pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
"Indonesia siap menjadi pasar digital paling menjanjikan di Asia Tenggara. Hal ini didukung oleh upaya berkelanjutan dari berbagai sektor industri di Tanah Air untuk memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Menteri Lutfi, dikutip dari keterangan pers, Sabtu.
Mendag mengatakan, dengan sumber daya, bakat, dan kekuatan teknologi yang melimpah, Indonesia dengan cepat menjadi bagian penting dari rantai pasokan global.
Di sektor perdagangan, Indonesia memperkuat kapabilitas untuk memproduksi berbagai komoditas penting, seperti baja, nikel, dan tembaga. Indonesia juga semakin meningkatkan upaya digitalisasi dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) di Tanah Air, sehingga lebih banyak berkontribusi pada ekspor nasional.
Kedua, upaya berkelanjutan Indonesia untuk menumbuhkan ekosistem digital juga sejalan dengan visi bangsa membangun sistem ekonomi sirkular.
Pada 2045, Indonesia bertujuan untuk menjadi negara maju dengan sistem ekonomi yang menjaga nilai produk, bahan baku, dan sumber daya secara maksimal.
Mendag Lutfi meyakini, Indonesia akan menjadi pasar yang menjanjikan bagi investasi asing dengan upaya berkelanjutan pemerintah untuk mempercepat perdagangan dan pariwisata serta pertumbuhan eksponensial ekonomi digital dan sirkular Indonesia.
"Pandemi COVID-19 memaksa jutaan masyarakat Indonesia untuk mengalihkan komunikasi dan aktivitas sosial mereka ke ranah online, dan kita telah menyaksikan perkembangan pesat pertumbuhan ekonomi digital," katanya.
Ia melanjutkan, sejak 2015, Gross Merchandise Value (GMV) dalam ekonomi digital telah tumbuh lebih dari 40 persen setiap tahun. Tren pertumbuhan ini semakin meningkat setelah pandemi menjadi 42 persen pada April 2020.
"Angka-angka ini menunjukkan bahwa Indonesia muncul sebagai pasar digital paling menjanjikan di Asia Tenggara setidaknya pada tahun 2025," ujarnya menambahkan.
Berdasarkan angka tersebut, Mendag Lutfi menjelaskan, GMV dalam ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS. Tingkat pertumbuhan ini berada di atas negara-negara lain di Asia Tenggara.
Selain itu, Mendag Lutfi mengatakan, perkembangan ekonomi digital Indonesia saat ini tidak terlepas dari growth enabler bangsa, seperti PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GoTo) dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
"Di Expo 2020 Dubai, kami menampilkan inovasi teknologi dan solusi digital kami yang berkontribusi pada percepatan sektor ekonomi digital dan kreatif Indonesia, khususnya dalam memajukan industri lintas sektor di Indonesia, yang kami harapkan dapat mendorong lebih banyak lagi investasi dan kerja sama di Indonesia, baik itu untuk investasi, perdagangan, maupun sektor pariwisata," ujar Direktur Utama Telkomsel, Hendri Mulya Syam.
"Indonesia siap menjadi pasar digital paling menjanjikan di Asia Tenggara. Hal ini didukung oleh upaya berkelanjutan dari berbagai sektor industri di Tanah Air untuk memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Menteri Lutfi, dikutip dari keterangan pers, Sabtu.
Mendag mengatakan, dengan sumber daya, bakat, dan kekuatan teknologi yang melimpah, Indonesia dengan cepat menjadi bagian penting dari rantai pasokan global.
Di sektor perdagangan, Indonesia memperkuat kapabilitas untuk memproduksi berbagai komoditas penting, seperti baja, nikel, dan tembaga. Indonesia juga semakin meningkatkan upaya digitalisasi dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) di Tanah Air, sehingga lebih banyak berkontribusi pada ekspor nasional.
Kedua, upaya berkelanjutan Indonesia untuk menumbuhkan ekosistem digital juga sejalan dengan visi bangsa membangun sistem ekonomi sirkular.
Pada 2045, Indonesia bertujuan untuk menjadi negara maju dengan sistem ekonomi yang menjaga nilai produk, bahan baku, dan sumber daya secara maksimal.
Mendag Lutfi meyakini, Indonesia akan menjadi pasar yang menjanjikan bagi investasi asing dengan upaya berkelanjutan pemerintah untuk mempercepat perdagangan dan pariwisata serta pertumbuhan eksponensial ekonomi digital dan sirkular Indonesia.
"Pandemi COVID-19 memaksa jutaan masyarakat Indonesia untuk mengalihkan komunikasi dan aktivitas sosial mereka ke ranah online, dan kita telah menyaksikan perkembangan pesat pertumbuhan ekonomi digital," katanya.
Ia melanjutkan, sejak 2015, Gross Merchandise Value (GMV) dalam ekonomi digital telah tumbuh lebih dari 40 persen setiap tahun. Tren pertumbuhan ini semakin meningkat setelah pandemi menjadi 42 persen pada April 2020.
"Angka-angka ini menunjukkan bahwa Indonesia muncul sebagai pasar digital paling menjanjikan di Asia Tenggara setidaknya pada tahun 2025," ujarnya menambahkan.
Berdasarkan angka tersebut, Mendag Lutfi menjelaskan, GMV dalam ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS. Tingkat pertumbuhan ini berada di atas negara-negara lain di Asia Tenggara.
Selain itu, Mendag Lutfi mengatakan, perkembangan ekonomi digital Indonesia saat ini tidak terlepas dari growth enabler bangsa, seperti PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GoTo) dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
"Di Expo 2020 Dubai, kami menampilkan inovasi teknologi dan solusi digital kami yang berkontribusi pada percepatan sektor ekonomi digital dan kreatif Indonesia, khususnya dalam memajukan industri lintas sektor di Indonesia, yang kami harapkan dapat mendorong lebih banyak lagi investasi dan kerja sama di Indonesia, baik itu untuk investasi, perdagangan, maupun sektor pariwisata," ujar Direktur Utama Telkomsel, Hendri Mulya Syam.