Manado (ANTARA) - Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengajak para nelayan untuk melakukan diversifikasi alat tangkap yang ramah lingkungan guna memaksimalkan hasil tangkapan ikan.

"Kami menggelar bimbingan teknis untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi nelayan tentang diversifikasi alat tangkap dan pengoperasiannya selama dua hari pada 25-26 Oktober 2021," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Hari Pur Sulistiono di kabupaten setempat, Selasa.

Selama kegiatan,  puluhan nelayan mendapatkan materi tentang penggunaan alat tangkap ramah lingkungan dalam mendukung kelestarian sumberdaya ikan dan diversifikasi alat tangkap ramah lingkungan untuk mewujudkan diversifikasi alat tangkap sebagai alternatif dalam memaksimalkan hasil tangkapan nelayan.

"Kebiasaan nelayan hanya menggunakan satu jenis alat tangkap saja untuk melaut, sehingga mereka bisa melaut hanya satu musim saja sesuai dengan jenis alat tangkapnya," tuturnya.

Menurutnya, alat tangkap satu jenis saja menyebabkan pendapatan nelayan tidak maksimal dikarenakan pada saat melaut hanya mengandalkan musim, sehingga diperlukan diversifikasi alat tangkap dengan modal yang tidak terlalu besar dan mudah untuk dioperasionalkan oleh nelayan.

"Jaring insang merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh nelayan. Dengan adanya diversifikasi alat tangkap (jaring insang) diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan sehingga nelayan bisa melaut tidak hanya di satu musim saja," katanya.

Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan Selat Madura merupakan areal penangkapan ikan dari 12 daerah kabupaten/kota di Jawa Timur.

"Harapannya kalau semua daerah tersebut bisa sama-sama menjaga dan melestarikan sumber daya alam, sumber daya laut dan sumber daya ikan yang ada, tentu akan lestari dan semua akan mendapatkan manfaatnya," tuturnya.

Ia mengatakan masyarakat pesisir itu tidak harus selalu sebagai nelayan, sehingga pihaknya menawarkan berbagai diversifikasi usaha kepada mereka seperti alat tangkap tidak hanya satu macam saja, sehingga dilatih beberapa macam alat tangkap yang ramah lingkungan.

"Kami juga mengembangkan desa-desa pesisir wisata seperti Gili Ketapang, Randutatah, Pantai Bohay, Pantai Bahak dan lain sebagainya supaya nelayan tidak hanya mengharapkan hasil menangkap di laut tapi juga ada alternatif lainnya," katanya.

Dedy mencontohkan nelayan di Gili Ketapang yang mengembangkan budidaya ikan kerapu dan di Desa Banjarsari sebagian nelayan memelihara ikan lele di kolam bundar di halaman rumahnya.

"Kami melatih masyarakat pesisir berbagai macam usaha dan untuk ibu-ibunya dilatih bidang pengolahan bagaimana mereka mengolah dan memasarkan ikan yang baik," ujarnya.

Ia menjelaskan nelayan yang ada di Kabupaten Probolinggo sudah lama patuh dan paham pada penggunaan alat tangkap ramah lingkungan karena mereka sadar kalau menggunakan alat tangkap yang dilarang selanjutnya tidak akan mendapatkan apa-apa.

"Kami berharap nelayan semangat dan kreatif. Dinas Perikanan akan terus mendampingi melalui penyuluh-penyuluh yang ada di lapangan bagaimana masyarakat pesisir itu bisa meningkatkan tambahan usaha," katanya.

Pewarta : Zumrotun Solichah
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024