Manado (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah mengimplementasikan transformasi digital melalui smart city, green city dan sustainable city.
“Perkembangan pesat digitalisasi di Indonesia juga memberikan peluang untuk mengakselerasi Sustainable Development Goals (SDGs) yang sudah menjadi komitmen global melalui tiga enabler,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menko Airlangga merinci tiga enabler tersebut adalah akses informasi dan layanan yang tersedia bagi setiap individu, baik di desa maupun perkotaan. Lalu, konektivitas antar individu dan organisasi yang meningkat, serta efisiensi sumber daya dari peningkatan produktivitas.
Salah satu contoh implementasi transformasi untuk mendukung SDGs yang masuk ke dalam RPJMN 2020-2024 adalah konsep Smart City, Green City, dan Sustainable City. Implementasi Smart City diperlukan untuk mengatasi berbagai persoalan, seperti kemacetan, penumpukan sampah, penurunan kualitas air dan udara, hingga peningkatan angka kriminalitas.
Airlangga mengatakan bahwa pemerintah melalui Gerakan “100 Smart City” telah menyusun masterplan dan quickwin smart city untuk 100 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dengan fokus pembangunan ditekankan pada 6 pilar utama, yaitu Smart Governance, Smart Mobility, Smart Economy, Smart Living, Smart People, dan Smart Environment.
“Pemerintah juga sedang menginisiasi penyusunan Kerangka Strategi Transformasi Digital sebagai pedoman dalam menerapkan proses digitalisasi yang diarahkan pada tiga sektor strategis, yaitu Pemerintah Digital, Ekonomi Digital dan Masyarakat Digital, di mana implementasi Smart City merupakan salah satu indikator dalam pengembangan Pemerintahan Digital dan menjadi target secara sektoral maupun nasional,” tutur Airlangga.
Dikatakannya melalui transformasi digital diproyeksikan akan tercipta tambahan pertumbuhan PDB hingga 1 persen per tahun. Pertumbuhan PDB tersebut mampu mendukung terwujudnya 2,5 juta lapangan kerja tambahan, 600 ribu talenta digital setiap tahun, 50 persen UMKM yang terdigitalisasi, 82,3 persen pengguna internet, serta 5 ribu start-up baru.
Selain itu, pada 2024, Indonesia diharapkan dapat mencapai berbagai peringkat yang lebih baik di tingkat global, seperti dalam Survei E-Goverment Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indeks Daya Saing Digital Institute for Management Development (IMD), Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) PBB, serta Indeks Kemudahan Berbisnis Bank Dunia.
“Saya yakin dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan swasta, pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan akan lebih cepat tercapai dengan kualitas yang mumpuni. Apalagi Indonesia akan jadi emerging country pertama yang memegang tampuk presidensi G20 tahun depan, sehingga kami juga butuh masukan dari dunia usaha untuk disuarakan ke tingkat global,” katanya.