Manado (ANTARA) - Perhelatan Jakarta International Contemporary Dance Festival (JICON Dance Fest) yang diinisiasi Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) resmi digelar mulai hari ini hingga 30 Oktober.
Pembukaan dari JICON Dance Fest sendiri dihelat langsung di Creative Hall MBloc Space, Jakarta. Opening act ini diisi dengan bincang ringan tentang tari dan ekosistemnya yang dibahas oleh Avianti Armand dari Simpul Seni DKJ, Wendi Putranto dari Mbloc Space, Rama Thaharani dari SEACN dan Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti.
"DKJ selaku mitra Gubernur Provinsi DKI Jakarta melaksanakan perannya dalam memberikan advokasi yang terkait dengan pemajuan kesenian di Jakarta," kata Ketua Pengurus Harian DKJ Danton Sihombing, melalui keterangannya, Rabu.
Terdapat ragam program dipersembahkan dalam tujuan menghubungkan seniman tari, pertunjukan, dan media baru dan juga masyarakat sehingga ekosistem seni khususnya tari tetap bisa terjaga dan tari tetap mendapatkan tempat di masyarakat.
Adapun rangkaian program tersebut adalah Choreo Talk Tukar Tangkap Koreografi Indonesia (TTKI) Artistik Development Program (14-15 Oktober) yang digelar daring.
Lebih lanjut, ada pula Digital Dance Lab yang merupakan program eksperimental antara koreografer dan seniman media baru. Terdapat enam seniman yang bergabung, dan karya-karya mereka secara perdana akan dapat disaksikan di laman web dan kanal YouTube Jicon.id mulai 16 Oktober.
JICON Dance Fest juga menghadirkan kolaborasi internasional antara Indonesia dan Jepang, yang diwakili oleh teman-teman berkebutuhan khusus dari komunitas dan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta dengan masyarakat berkebutuhan khusus dari Tanpopo-No-Ye Osaka, Jepang.
Ada juga kolaborasi JICON Dance Fest dengan Kinani Festival dengan Director Artistic Quito Tembe Yodine yang melibatkan seniman Maputo De Idio.
Karya kolaborasi ini akan tayang pada tanggal 23-24 Oktober dan didahului dengan bincang-bincang yang akan live streaming dari Grand Kemang hotel Jakarta dan disiarkan melalui kanal YouTube Jicon.id.
JICON Dance Fest juga berbicara mengenai arsip tentang seni tari dan juga seniman yang terlibat di dalamnya melalui laman web bertajuk "Telisik Tari".
Rangkaian JICON Dance Fest nantinya akan ditutup dengan screening Festival Film Internasional IMAJITARI pada tanggal 28-30 Oktober yang dilakukan secara hibrida.
Untuk daring, masyarakat bisa menyaksikan melalui platform Kineforum, serta secara luring bisa disaksikan di Creative Hall Mbloc Space.
Untuk penutup acara akan dilakukan dance talk bersama seniman Jerman Chantal Akerman, seniman Indonesia yang saat ini berdomisili di Australia Patrick Gunawan Hartono, dan penari Indonesia Florentina Windy dari Dansity.
"Beragam program eksperimentasi yang ada di dalam festival ini, ke depannya JICON Dance Fest akan menjadi sebuah platform yang mandiri dan membentuk ekosistem nya sendiri, sambil membawa semangat keterhubungan di dalamnya," kata Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti.
Pembukaan dari JICON Dance Fest sendiri dihelat langsung di Creative Hall MBloc Space, Jakarta. Opening act ini diisi dengan bincang ringan tentang tari dan ekosistemnya yang dibahas oleh Avianti Armand dari Simpul Seni DKJ, Wendi Putranto dari Mbloc Space, Rama Thaharani dari SEACN dan Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti.
"DKJ selaku mitra Gubernur Provinsi DKI Jakarta melaksanakan perannya dalam memberikan advokasi yang terkait dengan pemajuan kesenian di Jakarta," kata Ketua Pengurus Harian DKJ Danton Sihombing, melalui keterangannya, Rabu.
Terdapat ragam program dipersembahkan dalam tujuan menghubungkan seniman tari, pertunjukan, dan media baru dan juga masyarakat sehingga ekosistem seni khususnya tari tetap bisa terjaga dan tari tetap mendapatkan tempat di masyarakat.
Adapun rangkaian program tersebut adalah Choreo Talk Tukar Tangkap Koreografi Indonesia (TTKI) Artistik Development Program (14-15 Oktober) yang digelar daring.
Lebih lanjut, ada pula Digital Dance Lab yang merupakan program eksperimental antara koreografer dan seniman media baru. Terdapat enam seniman yang bergabung, dan karya-karya mereka secara perdana akan dapat disaksikan di laman web dan kanal YouTube Jicon.id mulai 16 Oktober.
JICON Dance Fest juga menghadirkan kolaborasi internasional antara Indonesia dan Jepang, yang diwakili oleh teman-teman berkebutuhan khusus dari komunitas dan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta dengan masyarakat berkebutuhan khusus dari Tanpopo-No-Ye Osaka, Jepang.
Ada juga kolaborasi JICON Dance Fest dengan Kinani Festival dengan Director Artistic Quito Tembe Yodine yang melibatkan seniman Maputo De Idio.
Karya kolaborasi ini akan tayang pada tanggal 23-24 Oktober dan didahului dengan bincang-bincang yang akan live streaming dari Grand Kemang hotel Jakarta dan disiarkan melalui kanal YouTube Jicon.id.
JICON Dance Fest juga berbicara mengenai arsip tentang seni tari dan juga seniman yang terlibat di dalamnya melalui laman web bertajuk "Telisik Tari".
Rangkaian JICON Dance Fest nantinya akan ditutup dengan screening Festival Film Internasional IMAJITARI pada tanggal 28-30 Oktober yang dilakukan secara hibrida.
Untuk daring, masyarakat bisa menyaksikan melalui platform Kineforum, serta secara luring bisa disaksikan di Creative Hall Mbloc Space.
Untuk penutup acara akan dilakukan dance talk bersama seniman Jerman Chantal Akerman, seniman Indonesia yang saat ini berdomisili di Australia Patrick Gunawan Hartono, dan penari Indonesia Florentina Windy dari Dansity.
"Beragam program eksperimentasi yang ada di dalam festival ini, ke depannya JICON Dance Fest akan menjadi sebuah platform yang mandiri dan membentuk ekosistem nya sendiri, sambil membawa semangat keterhubungan di dalamnya," kata Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti.