Manado (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendorong petani agar dapat lebih banyak menggunakan pupuk organik sebagai upaya mengantisipasi potensi kelangkaan stok pupuk subsidi jelang masa tanam selama musim hujan akhir tahun.
“Perlu dimulai dikembangkan pemberdayaan penggunaan segala jenis pupuk organik, sehingga ada kemandirian pupuk serta efek lain dalam mengembangkan energi terbarukan,” katanya dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Menurut Daniel Johan, harus ada kepastian dalam pengelolaan dan distribusi pupuk, khususnya yang akan disubsidi kepada masyarakat.
Apalagi, kata Daniel, sejumlah kelompok tani melaporkan adanya kenaikan harga pupuk subsidi yang relatif tinggi akibat kelangkaan pupuk subsidi.
"Masalah kelangkaan pupuk ini sudah menjadi persoalan klasik. Mulai dari sistem perencanaan dan pengawasan yang tidak optimal sampai minimnya realisasi alokasi kebutuhan subsidi pupuk ke petani,” tuturnya.
Daniel menyoroti produksi pupuk subsidi yang baru bisa mencukupi sekitar 50 persen dari kebutuhan petani. Oleh karena itu dibutuhkan upaya lain untuk menggenjot hasil pertanian, termasuk dengan menggunakan pupuk organik.
Ia mengingatkan bahwa selain untuk mengurangi ketergantungan pupuk anorganik, pemakaian pupuk organik bisa menjadi langkah pemakaian tanah yang berkelanjutan.
Untuk itu, ujar dia, dinas pertanian diminta untuk memberi pendampingan agar petani bisa belajar memproduksi pupuk organik sehingga petani bisa membuat pupuk organik sesuai dengan standar yang berlaku.
Daniel juga mengusulkan dibuatnya program kemandirian pupuk, antara lain anggaran pupuk subsidi sebesar Rp33 triliun per tahun bisa dialokasikan dengan dibangunnya pabrik pupuk mandiri di basis produksi pertanian.
Penggunaan pupuk organik dan pembangunan pabrik pupuk mandiri, lanjutnya, dinilai bisa menjadi solusi kelangkaan pupuk. Pabrik pupuk mandiri pun bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, karena bisa menggerakkan ekonomi di daerah, khususnya di wilayah-wilayah pertanian.
Sebagaimana diwartakan, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat atau Makmur untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Program Makmur antara Pupuk Indonesia dengan BRI di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (30/9), mengutarakan harapannya agar BUMN bisa mendampingi pembiayaan, pupuk, bibit, untuk petani, dan termasuk pembentukan Project Management Office (PMO) untuk memastikan penjamin atau offtaker.
"Kita coba lakukan ini tidak lain tadi potensi dan momentumnya ada, bagaimana Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Cuma kita mulai dari kecil dulu. Kalau program ini bisa berjalan baik selama setahun ke depan, kita akan review dan baru kita akan tingkatkan di beberapa provinsi yang memiliki potensi," kata Erick Thohir.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan stok pupuk aman jelang musim tanam di Oktober 2021.
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman juga memastikan bahwa Pupuk Indonesia telah menyiapkan pupuk secara nasional untuk menghadapi musim tanam nasional.
“Perlu dimulai dikembangkan pemberdayaan penggunaan segala jenis pupuk organik, sehingga ada kemandirian pupuk serta efek lain dalam mengembangkan energi terbarukan,” katanya dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Menurut Daniel Johan, harus ada kepastian dalam pengelolaan dan distribusi pupuk, khususnya yang akan disubsidi kepada masyarakat.
Apalagi, kata Daniel, sejumlah kelompok tani melaporkan adanya kenaikan harga pupuk subsidi yang relatif tinggi akibat kelangkaan pupuk subsidi.
"Masalah kelangkaan pupuk ini sudah menjadi persoalan klasik. Mulai dari sistem perencanaan dan pengawasan yang tidak optimal sampai minimnya realisasi alokasi kebutuhan subsidi pupuk ke petani,” tuturnya.
Daniel menyoroti produksi pupuk subsidi yang baru bisa mencukupi sekitar 50 persen dari kebutuhan petani. Oleh karena itu dibutuhkan upaya lain untuk menggenjot hasil pertanian, termasuk dengan menggunakan pupuk organik.
Ia mengingatkan bahwa selain untuk mengurangi ketergantungan pupuk anorganik, pemakaian pupuk organik bisa menjadi langkah pemakaian tanah yang berkelanjutan.
Untuk itu, ujar dia, dinas pertanian diminta untuk memberi pendampingan agar petani bisa belajar memproduksi pupuk organik sehingga petani bisa membuat pupuk organik sesuai dengan standar yang berlaku.
Daniel juga mengusulkan dibuatnya program kemandirian pupuk, antara lain anggaran pupuk subsidi sebesar Rp33 triliun per tahun bisa dialokasikan dengan dibangunnya pabrik pupuk mandiri di basis produksi pertanian.
Penggunaan pupuk organik dan pembangunan pabrik pupuk mandiri, lanjutnya, dinilai bisa menjadi solusi kelangkaan pupuk. Pabrik pupuk mandiri pun bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, karena bisa menggerakkan ekonomi di daerah, khususnya di wilayah-wilayah pertanian.
Sebagaimana diwartakan, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat atau Makmur untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Program Makmur antara Pupuk Indonesia dengan BRI di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (30/9), mengutarakan harapannya agar BUMN bisa mendampingi pembiayaan, pupuk, bibit, untuk petani, dan termasuk pembentukan Project Management Office (PMO) untuk memastikan penjamin atau offtaker.
"Kita coba lakukan ini tidak lain tadi potensi dan momentumnya ada, bagaimana Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Cuma kita mulai dari kecil dulu. Kalau program ini bisa berjalan baik selama setahun ke depan, kita akan review dan baru kita akan tingkatkan di beberapa provinsi yang memiliki potensi," kata Erick Thohir.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan stok pupuk aman jelang musim tanam di Oktober 2021.
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman juga memastikan bahwa Pupuk Indonesia telah menyiapkan pupuk secara nasional untuk menghadapi musim tanam nasional.