Manado, (Antara News) - Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) kampanye anti narkoba lewat pentas pagelaran seni budaya.
"Pagelaran ini merupakan pergelaran ke delapan dari sembilan pergelaran yang digelar BNN dalam rangka wujudkan masyarakat bebas narkoba sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba atau P4GN," kata Deputi Pencegahan BNN, Brigjen Pol Noldy Ratag, di Manado, Senin.
Ratag mengatakan kesenian tradisional di Sulawesi Utara seperti tari Maengket, Lenso Minahasa, Kabela dan tari Tumatenden yang bicara tentang sembilan bidadari turun ke bumi, alat musik kolontang serta cerita rakyat bisa menjadi pintu masuk kampanye penyadaran bahaya narkoba.
"Dari kesenian tradisional ini kita dapat menanamkan kesadaran bagaimana melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisi lokal. Selain itu, dari seni budaya ini bisa membangkitkan semangat nasionalisme, dan kreatifitas pelaku seni tradisional," kata Ratag.
Dari seni dan budaya ini, ujar Ratag, bisa menghayati sisi kehidupan yang dibawakan dalam seni tradisional.
Namun yang paling utama, menurut dia, dari pesan-pesan yang dibawakan dalam pentas seni dan budaya ini kita diajak peduli penyalahgunaan bahaya dan peredaran gelap narkoba.
"Pesan moral yang disampaikan diharapkan bisa mengena di hati masyarakat penikmat seni tradisional sehingga pesan tersebut dapat disampaikan kembali kepada masyarakat," ujarnya.
Dia mengajak semua pihak berupaya memberi perhatian serius terhadap P4GN sehingga dibutuhkan inovasi-inovasi dalam menggali berbagai inovasi dalam dalam kesenian dan kebudayaan Sulut sebagai pintu masuk kampanye P4GN.
"Melalui pergelaran seni dan budaya yang ditampilkan, masyarakat diharapkan memahami dengan baik sisi cerita mengenai bahaya P4GN. Sedangkan bagi seniman dapat memahami bahwa pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan topik narkoba kepada masyarakat bersifat persuasif, edukatif dan pragmatis," harapnya.
Karena itu, kata Ratag, yang akan diajak memerangi narkoba adalah masyarakat.
Dia mengatakan masyarakat harus benar-benar tahu, mempunyai kemauan dan tidak malu diajak berbicara serta berbagi mengenai masalah narkoba.
"Masyarakat harus dengan rasa penuh tanggung jawab mau membagi pengetahuan yang didapat dalam acara ini dengan meneruskannya kepada masyarakat luas," kata Ratag.
"Pagelaran ini merupakan pergelaran ke delapan dari sembilan pergelaran yang digelar BNN dalam rangka wujudkan masyarakat bebas narkoba sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba atau P4GN," kata Deputi Pencegahan BNN, Brigjen Pol Noldy Ratag, di Manado, Senin.
Ratag mengatakan kesenian tradisional di Sulawesi Utara seperti tari Maengket, Lenso Minahasa, Kabela dan tari Tumatenden yang bicara tentang sembilan bidadari turun ke bumi, alat musik kolontang serta cerita rakyat bisa menjadi pintu masuk kampanye penyadaran bahaya narkoba.
"Dari kesenian tradisional ini kita dapat menanamkan kesadaran bagaimana melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisi lokal. Selain itu, dari seni budaya ini bisa membangkitkan semangat nasionalisme, dan kreatifitas pelaku seni tradisional," kata Ratag.
Dari seni dan budaya ini, ujar Ratag, bisa menghayati sisi kehidupan yang dibawakan dalam seni tradisional.
Namun yang paling utama, menurut dia, dari pesan-pesan yang dibawakan dalam pentas seni dan budaya ini kita diajak peduli penyalahgunaan bahaya dan peredaran gelap narkoba.
"Pesan moral yang disampaikan diharapkan bisa mengena di hati masyarakat penikmat seni tradisional sehingga pesan tersebut dapat disampaikan kembali kepada masyarakat," ujarnya.
Dia mengajak semua pihak berupaya memberi perhatian serius terhadap P4GN sehingga dibutuhkan inovasi-inovasi dalam menggali berbagai inovasi dalam dalam kesenian dan kebudayaan Sulut sebagai pintu masuk kampanye P4GN.
"Melalui pergelaran seni dan budaya yang ditampilkan, masyarakat diharapkan memahami dengan baik sisi cerita mengenai bahaya P4GN. Sedangkan bagi seniman dapat memahami bahwa pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan topik narkoba kepada masyarakat bersifat persuasif, edukatif dan pragmatis," harapnya.
Karena itu, kata Ratag, yang akan diajak memerangi narkoba adalah masyarakat.
Dia mengatakan masyarakat harus benar-benar tahu, mempunyai kemauan dan tidak malu diajak berbicara serta berbagi mengenai masalah narkoba.
"Masyarakat harus dengan rasa penuh tanggung jawab mau membagi pengetahuan yang didapat dalam acara ini dengan meneruskannya kepada masyarakat luas," kata Ratag.