Manado (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku pada bulan Oktober ini melakukan pelatihan bagi para pengrajin kain tenun tradisional di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).

"Kegiatan ini merupakan salah satu program inkubasi BI Maluku di MBD, terkait rencana itu, BI Maluku lakukan kerja sama dengan salah satu yayasan di Jakarta yakni yayasan Anggel Infesmen (Angin) yang akan memberikan pendampingan kepada para pengrajin di daerah itu selama dua bulan," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Maluku Lukman Hakim di Ambon, Senin.

Ia menjelaskan, pelatihan di antaranya berupa pengembangan pola motif tenun tradisional. Selain itu, perajin juga mendapat pelatihan pengembangan kewirausahan.

Selain itu, BI Maluku juga akan memberikan bantuan kepada mereka berupa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sehingga bisa meningkatkan produksi tenun tradisional. "Sebab memang selama ini produksinya masih relatif terbatas," ujarnya.

Dia mengatakan, pelatihan ini juga terkait dengan program BI Maluku yang akan menggelar peragaan busana (Fashion show) yang rencananya akan berlangsung pada minggu kedua di bulan November 2021. Program ini juga atas dasar kerja sama BI dengan Kementerian Pendidikan dan Kebuyaan akan menggelar yang namanya Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI)

"Jadi salah satu kegiatan di GBBI itu adalah fesion show, untuk menampilkan baju khas asal Maluku baik itu kain tenun ataupun juga akan ditampilkan batik, dan ini juga akan dilakukan kerja sama dengan desainer dari Jakarta untuk bisa mendesain tenun atau batik Maluku untuk ditampilkan dalam fesion show," katanya.

Disamping itu juga juga dilakukan pendampingan kepada 40 orang pelaku saha fesion dan juga kepada para siswa SMK terutama yang ada di Kota Ambon ini, jadi para desainer dari Jakarta memberikan pelatihan terkait dengan proses membuat polanya maupun mengembangkan motif sehingga nantinya tenun tradisional mapun batik bisa lebih berkembang lagi.

Tenun ikat Maluku merupakan warisan budaya yang perajinnya banyak dijumpai di Kabupaten MBD dan Kepulauan Tanimbar, yang disebut tenun tanimbar. Sejumlah perajin tenun ikat kini juga sudah ada yang bertempat tinggal di Kota Ambon dan mempertahankan tradisi menggunakan alat tenun bukan mesin.

Sejumlah perajin di Kota Ambon mulai mengembangkan tenun tradisional Maluku menjadi berbagai desain tidak hanya pakaian, sehingga lebih modern tampilannya dalam bentuk tas, dompet dan syal.

Pewarta : John Soplanit
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024