Manado (Antara News) - Dokter mata di Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital), dr Kombang Makes Medan, dr Gede Pardianto, SpM, siap-siap terbang ke Manado, Sulawesi Utara, untuk mengikuti Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), akhir September ini.
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini tidak datang sebagai peserta, namun memberikan semacam pelatihan kepada peserta.
"Saya di Manado datang sebagai 'faculty' memberikan semacam latihan basah atau 'wetlab' operasi katarak terkini yaitu fakoemulsifikasi. Ada beberapa 'wetlab' yang kami pandu," ujar dokter mata di pelayanan bedah katarak dan bedah retraktif Sumatera Eye Hospital Medan ini.
Menurut mahasiswa S3 Universitas Sumatera Utara (USU) Medan ini, melalui "wetlab" ini diharapkan peserta mendapatkan visi dan mengenal dasar-dasar penting untuk kemudian menjadi trampil dalam melakukan fakoemulsifikasi. Sehingga memberikan hasil operasi yang lebih cepat, aman, nyaman, tanpa suntikan, tanpa jahitan, tidak sakit, tidak perlu diperban dan berhasil baik bagi pasien.
"Dalam 'wetlab' fakoemulsifikasi digunakan mata model menggunakan peralatan canggih berupa mikroskop operasi, monitor dan mesin fakoemulsifikasi terkini yang mampu mensimulasi kondisi operasi yang sebenarnya," kata suami dr Diyah Purworini ini.
Pria asal Banyuwangi ini mengatakan dalam PIT PERDAMI nanti selain "wetlab" ada seminar, kursus didaktik, penampilan poster penelitian, diskusi, musyawarah organisasi, berbagai pengembangan profesi dan peningkatan kualitas dokter mata.
"PIT PERDAMI diikuti para dokter mata, para dokter peserta pendidikan calon dokter mata, para praktisi oftalmologi dan berbagai kalangan yang bergerak dalam bidang industri pelayanan, penyediaan alat dan farmasi, yang berhubungan dengan pelayanan mata dari dalam negeri dan dari luar negeri," ujar penggemar travelling yang sudah mengelilingi sejumlah negara ini.
Saat ini PERDAMI diketuai oleh Prof Dr dr Nila F Moeloek, Sp M (K) yang sehari-hari sebagai guru besar ilmu Kesehatan Mata FKUI.
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini tidak datang sebagai peserta, namun memberikan semacam pelatihan kepada peserta.
"Saya di Manado datang sebagai 'faculty' memberikan semacam latihan basah atau 'wetlab' operasi katarak terkini yaitu fakoemulsifikasi. Ada beberapa 'wetlab' yang kami pandu," ujar dokter mata di pelayanan bedah katarak dan bedah retraktif Sumatera Eye Hospital Medan ini.
Menurut mahasiswa S3 Universitas Sumatera Utara (USU) Medan ini, melalui "wetlab" ini diharapkan peserta mendapatkan visi dan mengenal dasar-dasar penting untuk kemudian menjadi trampil dalam melakukan fakoemulsifikasi. Sehingga memberikan hasil operasi yang lebih cepat, aman, nyaman, tanpa suntikan, tanpa jahitan, tidak sakit, tidak perlu diperban dan berhasil baik bagi pasien.
"Dalam 'wetlab' fakoemulsifikasi digunakan mata model menggunakan peralatan canggih berupa mikroskop operasi, monitor dan mesin fakoemulsifikasi terkini yang mampu mensimulasi kondisi operasi yang sebenarnya," kata suami dr Diyah Purworini ini.
Pria asal Banyuwangi ini mengatakan dalam PIT PERDAMI nanti selain "wetlab" ada seminar, kursus didaktik, penampilan poster penelitian, diskusi, musyawarah organisasi, berbagai pengembangan profesi dan peningkatan kualitas dokter mata.
"PIT PERDAMI diikuti para dokter mata, para dokter peserta pendidikan calon dokter mata, para praktisi oftalmologi dan berbagai kalangan yang bergerak dalam bidang industri pelayanan, penyediaan alat dan farmasi, yang berhubungan dengan pelayanan mata dari dalam negeri dan dari luar negeri," ujar penggemar travelling yang sudah mengelilingi sejumlah negara ini.
Saat ini PERDAMI diketuai oleh Prof Dr dr Nila F Moeloek, Sp M (K) yang sehari-hari sebagai guru besar ilmu Kesehatan Mata FKUI.