Manado (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat laba bersih hingga Agustus 2021 sebesar Rp3,58 triliun dengan pendapatan sebesar Rp15,91 triliun.
"Pendapatan sampai dengan Agustus kita sudah bisa membukukan sebesar Rp15,91 triliun, di mana laba bersih perusahaan telah mencapai Rp3,58 triliun," ujar Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto dalam acara daring Business Performance Excellence Awards (BPEA) 2021 di Jakarta, Kamis.
Suryo menambahkan perolehan laba bersih hingga Agustus 2021 itu sudah melampaui kinerja laba bersih Bukit Asam selama setahun pada 2020 sebesar Rp2,4 triliun.
"Masuk di tahun 2021 dengan perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik, serta kita memiliki pengalaman di tahun 2020 bagaimana menghadapi kondisi COVID-19, maka sampai dengan Agustus tahun ini bisa terlihat volume penjualan telah mencapai 18,21 juta ton dan diperkirakan hingga akhir tahun bisa mencapai sekitar 30 juta ton," katanya.
Kemudian volume produksi Bukit Asam hingga Agustus 2021 telah mencapai 19,6 juta ton dan diestimasikan pada akhir tahun ini bisa mencapai sekitar 30 juta ton.
Sedangkan untuk volume angkutan sampai Agustus 2021 sudah mencapai 16,5 juta ton dan Bukit Asam memperkirakan hingga akhir tahun ini bisa mencapai sekitar 29 juta ton.
Sebelumnya BUMN pertambangan itu meraih laba Rp1,8 triliun pada semester I 2021 atau meningkat 38 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto mengatakan peningkatan laba itu dipicu oleh perbaikan kondisi ekonomi secara global sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap batu bara. Kondisi ini berdampak positif terhadap harga batu bara, yang mana pada awal tahun hanya 50 dolar AS per ton menjadi 134,7 dolar AS pada Juni 2021.
Perbaikan harga ini sejalan juga dengan peningkatan produksi PTBA, karena pada semester I bisa memproduksi sekitar 13,3 juta ton. Dengan demikian, Bukit Asam optimistis pada akhir tahun bisa mencapai target 30 juta ton.
"Pendapatan sampai dengan Agustus kita sudah bisa membukukan sebesar Rp15,91 triliun, di mana laba bersih perusahaan telah mencapai Rp3,58 triliun," ujar Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto dalam acara daring Business Performance Excellence Awards (BPEA) 2021 di Jakarta, Kamis.
Suryo menambahkan perolehan laba bersih hingga Agustus 2021 itu sudah melampaui kinerja laba bersih Bukit Asam selama setahun pada 2020 sebesar Rp2,4 triliun.
"Masuk di tahun 2021 dengan perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik, serta kita memiliki pengalaman di tahun 2020 bagaimana menghadapi kondisi COVID-19, maka sampai dengan Agustus tahun ini bisa terlihat volume penjualan telah mencapai 18,21 juta ton dan diperkirakan hingga akhir tahun bisa mencapai sekitar 30 juta ton," katanya.
Kemudian volume produksi Bukit Asam hingga Agustus 2021 telah mencapai 19,6 juta ton dan diestimasikan pada akhir tahun ini bisa mencapai sekitar 30 juta ton.
Sedangkan untuk volume angkutan sampai Agustus 2021 sudah mencapai 16,5 juta ton dan Bukit Asam memperkirakan hingga akhir tahun ini bisa mencapai sekitar 29 juta ton.
Sebelumnya BUMN pertambangan itu meraih laba Rp1,8 triliun pada semester I 2021 atau meningkat 38 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto mengatakan peningkatan laba itu dipicu oleh perbaikan kondisi ekonomi secara global sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap batu bara. Kondisi ini berdampak positif terhadap harga batu bara, yang mana pada awal tahun hanya 50 dolar AS per ton menjadi 134,7 dolar AS pada Juni 2021.
Perbaikan harga ini sejalan juga dengan peningkatan produksi PTBA, karena pada semester I bisa memproduksi sekitar 13,3 juta ton. Dengan demikian, Bukit Asam optimistis pada akhir tahun bisa mencapai target 30 juta ton.