Manado (ANTARA) - Kepala kantor SAR "Search and Rescue" Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fazzli mengingatkan seluruh nelayan yang melakukan aktivitas di perairan laut mewaspadai perubahan cuaca di wilayah penangkapan.

"Saya ingatkan seluruh nelayan tradisional dengan berbagai kapasitas kapal agar tetap mewaspadai perubahan cuaca di daerah penangkapan ikan karena cuaca dapat berubah dengan cepat dan kapan saja," katanya melalui pesan singkat, Selasa menanggapi terjadi kecelakanan di laut Mentok Bangka Barat dan di laut Deniang Bangka selama dua hari berturut.

Meskipun ketinggian gelombang di perairan laut daerah itu rata - rata antara 0,5 sampai satu meter dengan kecepatan angin 10 knots tenggara atau masih relatif aman untuk aktivitas penangkapan ikan dan jasa angkutan laut umumnya, namun kewaspadaan harus tetap diutamakan dengan kelengkapan sarana pengaman seperti jaket pelampung "lifejacket" serta sarana keselamatan lainnya.

"Selain diharuskan melengkapi sarana kelengkapan keselamatan di laut, saya sarankan bagi nelayan tradisional yang menggunakan kapal penangkapan kapasitas kecil untuk saling berdekatan antar nelayan lainnya untuk mempermudah mendapat bantuan awal jika mengalami kendala," katanya.

Berdasarkan data laporan yang diterima pihaknya, tercacat dua musibah kecelakaan laut yang mengakibatkan tenggelam dan hilangnya seseorang, yakni musbiah terbaliknya kapal sekoci Jembatan Musi I yang hendak membeli kebutuhan logistik di Pelabuhan Tanjung Kalian Muntok mengakibatkan lima orang anak buah kapal itu tenggelam, satu orang diantaranya dinyatakan hilang atas nama Jamiko (35).

Kemudian dihari sebelumnya, hilangnya nelayan atas nama Salim (40) warga Sungailiat jatuh dari kapal penangkapan di perairan laut Deniang Bangka yang hingga sekarang masih dilakukan proses pencarian.

Pewarta : Kasmono
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024