Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah untuk berani menyusun kebijakan komprehensif guna menangani banjir di wilayah Kabupaten Katingan, Kota Palangkaraya dan Kabupaten Tanah Laut.
Di hadapan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo, Bupati Katingan Sakariyas, Wakapolda Kalimantan Tengah Brigjen Pol Ida Oetari, para pejabat Eselon 1 Kemensos, dan jajaran Forkompimda, Risma mengajak mereka untuk berani membuat terobosan, dengan mengusulkan adanya pembangunan bendungan besar di Bumi Tambun Bungai.
"Untuk lahan itu nanti bisa dibicarakan dengan berbagai pihak. Dengan bendungan, misalnya, ada beberapa daerah yang akan merasakan manfaatnya menjadi tidak terdampak banjir," kata Risma dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Risma juga meminta pemerintah daerah mewaspadai dampak bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim, dan meminta kepala daerah bisa menyusun rencana strategis dan antisipasi agar bencana tidak berulang dan menjadi kendala dalam upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Risma, banjir berulang bukan hanya memberatkan tugas pemerintah namun juga mengakibatkan masyarakat kesulitan meningkatkan kesejahteraannya.
"Banjir langganan membuat pemerintah sulit melaksanakan pembangunan. Masyarakat juga sulit meraih kesejahteraannya," kata dia.
Risma memotivasi agar berani membuat terobosan di tengah keterbatasan anggaran. Seperti yang ia lakukan pada saat menjabat Wali Kota Surabaya. Dia bercerita saat itu pihaknya tidak punya anggaran saat menjadi Wali Kota Surabaya untuk penanganan banjir.
Namun demikian diperlukan keberanian dan membuat terobosan, serta keyakinan untuk menyelesaikan banjir di Surabaya.
Dia mencontohkan pembangunan Bendungan Sutami di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang dinilai Risma sebagai langkah strategis. "Dulu banyak daerah di Jawa Timur yang menjadi langganan banjir karena luapan Sungai Brantas. Tapi dengan satu bendungan, sekarang bisa dirasakan manfaatnya untuk banyak daerah," kata dia.
Kepada tiga kepala daerah yang dikunjunginya, Risma mengingatkan bencana merupakan ancaman serius karena fenomena perubahan iklim. Pemerintah daerah juga harus menyiapkan skenario mitigasi bencana yang terencana dengan baik, termasuk penyiapan sarana evakuasi warga seperti shelter.
Pernyataan tersebut disampaikan Mensos dalam kunjungannya ke lokasi bekas banjir di Kabupaten Tanah Laut. Kepada Bupati Tanah Laut Sukamta, Mensos menekankan pembuatan jalur evakuasi dan shelter diharapkan dapat membantu menyelamatkan kelompok rentan seperti ibu hamil dan lansia saat banjir.
Dalam kesempatan tersebut Mensos didampingi Bupati menyusuri perkampungan di Desa Asam Asam, Kecamatan Jurong, Kabupaten Tanah Laut. Risma menyapa dan berdialog kecil dengan warga setempat. Warga menjelaskan ketinggian air melewati lantai rumah panggung, atau sekitar 120 cm.
Risma mengingatkan adanya tantangan yang harus dihadapi kepala daerah yang memiliki wilayah di kawasan pantai seperti Kabupaten Tanah Laut. Kawasan tepi pantai menghadapi dua ancaman yakni dari darat dan dari laut.
"Perubahan iklim ini telah membawa resiko lebih besar terutama untuk daerah pantai bila banjir terjadi, air tidak bisa ke luar. Kalau air laut naik maka akan terjadi rob. Jadi tanpa hujan pun bisa dilanda banjir," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Risma menyapa dan menghibur anak-anak penyintas banjir baik di Desa Asam Asam maupun di Kota Palangkaraya. Kepada mereka, Risma meminta untuk terus bergembira dan berdoa agar bencana segera berakhir.
Pemerintah pusat dan daerah menyalurkan bantuan untuk masyarakat penyintas bencana Desa Asam Asam, Kecamatan Jurong. Di antara bantuan berupa makanan siap saji, makanan anak, family kit, kids ware, dan perlengkapan kesehatan seperti masker, handsanitizer, dan sarung tangan. Total nilai bantuan sebesar Rp138.046.706.
Di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kemensos memberikan bantuan berupa makanan siap saji 156 paket, makanan anak 102 paket selimut 50 lembar, kids ware 30 paket, family kit 30 paket, foodware 35 paket, perlengkapan dapur 35 matras 100 lembar, dan kasur lipat 20 lembar.
Dalam kunjungan ke Desa Mendawai, Mensos meninjau layanan Dapur Umum Tagana Kalteng dan Tagana Kota Palangkaraya di RW. 06 RT. 07, Desa Mendawai.
Kondisi saat ini debit air di lokasi terdampak banjir Kelurahan Mendawai Kec. Palangka pada titik terdalam ±50 cm. Saat ini masih terjadi hujan dengan intensitas sedang dan potensi banjir masih tinggi.
Sejalan dengan ketentuan perundang-undangan, pada saat bencana Kementerian Sosial(Kemensos) bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dasar penyintas dan perlindungan terhadap kelompok rentan.
Di antara tugas Kemensos saat terjadi bencana, melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) berkoordinasi dengan pemerintah daerah mendata korban, menyalurkan bantuan logistik, memindahkan kelompok rentan ke tempat yang lebih aman, mendirikan dapur umum untuk mencukupi kebutuhan makanan para penyintas dan memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP).
Di hadapan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo, Bupati Katingan Sakariyas, Wakapolda Kalimantan Tengah Brigjen Pol Ida Oetari, para pejabat Eselon 1 Kemensos, dan jajaran Forkompimda, Risma mengajak mereka untuk berani membuat terobosan, dengan mengusulkan adanya pembangunan bendungan besar di Bumi Tambun Bungai.
"Untuk lahan itu nanti bisa dibicarakan dengan berbagai pihak. Dengan bendungan, misalnya, ada beberapa daerah yang akan merasakan manfaatnya menjadi tidak terdampak banjir," kata Risma dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Risma juga meminta pemerintah daerah mewaspadai dampak bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim, dan meminta kepala daerah bisa menyusun rencana strategis dan antisipasi agar bencana tidak berulang dan menjadi kendala dalam upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Risma, banjir berulang bukan hanya memberatkan tugas pemerintah namun juga mengakibatkan masyarakat kesulitan meningkatkan kesejahteraannya.
"Banjir langganan membuat pemerintah sulit melaksanakan pembangunan. Masyarakat juga sulit meraih kesejahteraannya," kata dia.
Risma memotivasi agar berani membuat terobosan di tengah keterbatasan anggaran. Seperti yang ia lakukan pada saat menjabat Wali Kota Surabaya. Dia bercerita saat itu pihaknya tidak punya anggaran saat menjadi Wali Kota Surabaya untuk penanganan banjir.
Namun demikian diperlukan keberanian dan membuat terobosan, serta keyakinan untuk menyelesaikan banjir di Surabaya.
Dia mencontohkan pembangunan Bendungan Sutami di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang dinilai Risma sebagai langkah strategis. "Dulu banyak daerah di Jawa Timur yang menjadi langganan banjir karena luapan Sungai Brantas. Tapi dengan satu bendungan, sekarang bisa dirasakan manfaatnya untuk banyak daerah," kata dia.
Kepada tiga kepala daerah yang dikunjunginya, Risma mengingatkan bencana merupakan ancaman serius karena fenomena perubahan iklim. Pemerintah daerah juga harus menyiapkan skenario mitigasi bencana yang terencana dengan baik, termasuk penyiapan sarana evakuasi warga seperti shelter.
Pernyataan tersebut disampaikan Mensos dalam kunjungannya ke lokasi bekas banjir di Kabupaten Tanah Laut. Kepada Bupati Tanah Laut Sukamta, Mensos menekankan pembuatan jalur evakuasi dan shelter diharapkan dapat membantu menyelamatkan kelompok rentan seperti ibu hamil dan lansia saat banjir.
Dalam kesempatan tersebut Mensos didampingi Bupati menyusuri perkampungan di Desa Asam Asam, Kecamatan Jurong, Kabupaten Tanah Laut. Risma menyapa dan berdialog kecil dengan warga setempat. Warga menjelaskan ketinggian air melewati lantai rumah panggung, atau sekitar 120 cm.
Risma mengingatkan adanya tantangan yang harus dihadapi kepala daerah yang memiliki wilayah di kawasan pantai seperti Kabupaten Tanah Laut. Kawasan tepi pantai menghadapi dua ancaman yakni dari darat dan dari laut.
"Perubahan iklim ini telah membawa resiko lebih besar terutama untuk daerah pantai bila banjir terjadi, air tidak bisa ke luar. Kalau air laut naik maka akan terjadi rob. Jadi tanpa hujan pun bisa dilanda banjir," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Risma menyapa dan menghibur anak-anak penyintas banjir baik di Desa Asam Asam maupun di Kota Palangkaraya. Kepada mereka, Risma meminta untuk terus bergembira dan berdoa agar bencana segera berakhir.
Pemerintah pusat dan daerah menyalurkan bantuan untuk masyarakat penyintas bencana Desa Asam Asam, Kecamatan Jurong. Di antara bantuan berupa makanan siap saji, makanan anak, family kit, kids ware, dan perlengkapan kesehatan seperti masker, handsanitizer, dan sarung tangan. Total nilai bantuan sebesar Rp138.046.706.
Di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kemensos memberikan bantuan berupa makanan siap saji 156 paket, makanan anak 102 paket selimut 50 lembar, kids ware 30 paket, family kit 30 paket, foodware 35 paket, perlengkapan dapur 35 matras 100 lembar, dan kasur lipat 20 lembar.
Dalam kunjungan ke Desa Mendawai, Mensos meninjau layanan Dapur Umum Tagana Kalteng dan Tagana Kota Palangkaraya di RW. 06 RT. 07, Desa Mendawai.
Kondisi saat ini debit air di lokasi terdampak banjir Kelurahan Mendawai Kec. Palangka pada titik terdalam ±50 cm. Saat ini masih terjadi hujan dengan intensitas sedang dan potensi banjir masih tinggi.
Sejalan dengan ketentuan perundang-undangan, pada saat bencana Kementerian Sosial(Kemensos) bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dasar penyintas dan perlindungan terhadap kelompok rentan.
Di antara tugas Kemensos saat terjadi bencana, melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) berkoordinasi dengan pemerintah daerah mendata korban, menyalurkan bantuan logistik, memindahkan kelompok rentan ke tempat yang lebih aman, mendirikan dapur umum untuk mencukupi kebutuhan makanan para penyintas dan memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP).