Manado (ANTARA) - COVID-19 datang lagi, merebak dengan varian baru, penyebarannya pun berlipat ganda tanpa kompromi bahkan tidak memandang buluh.
Semuanya sudah di ambang mata, di sekeliling banyak terpapar menyebabkan tim medis menjadi kewalahan.
Ini menjadi tanda awas, sehingga harus bersikap arif dan bijak, saling melindungi dan tetap menerapkan prokes, memakai masker dua lapis,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir/sedia handsanitizer, menjaga jarak minimal dua meter,
menjauh dari kerumunan dan mengurangi mobilitas tidak keluar rumah.
Juga ada pembatasan jam kerja, jam buka/tutup tempat komersial, jam operasional diikuti pembatasan kehadiran acara, rapat, baik di dalam maupun di luar ruangan. Bahkan ASN tidak diperkenankan keluar daerah yang di batasi dengan 25 persen WFO, selebihnya WFH.
Hal ini harus dipatuhi dan dilakukan dengan penuh kesadaran, sehingga tidak ada kata paksa dari petugas atau sanksi apalagi dijatuhi hukuman.
Ini dapat meminimalisasi virus. Semuanya bisa maksimal, berjalan baik, apabila ada kerja sama semua pihak.
Kita jangan tidur karena COVID-19 mengudara mencari mangsa, bagi yang tidak disiplin, tidak menjalankan prokes atau tidak taat aturan.
Karena ketika kita lengah, membuka masker, tidak bersih dalam cuci tangan, tanpa sekat tidak berjarak, menerobos berdesakan dalam kerumunan bahkan beria-ria memuaskan diri di luar rumah, maka di situlah kita dilumpuhkan oleh varian delta COVID-19.
Kebahagiaan kita direnggut dan terkungkung berdiam diri dalam isolasi mandiri.
Karena cuma berpapasan saja bisa terjangkit dan berjangkit apalagi kalau kita berlama-lama di luar sana.
Memang aneh tapi nyata namun inilah kenyataan yang harus dihadapi, dilalui dan virus harus dihindari karena bisa bertahan selama 16 jam di udara.
Saat ini disarankan untuk protek diri, berhikmat, memeriksakan diri rapid antigen dan PCR dan bagi yang di area karantina jalani dengan asupan yang disarankan dokter.
Gubernur Olly dan Wagub Steven serius melakukan vaksinasi, hasilnya membanggakan, diapresiasi Kementerian Kesehatan karena di Sulut ada enam kab/kota masuk dalam prosentase terbaik.
Pemerintah peduli rakyatnya sehingga telah sediakan penangkal diri, dan diharapkan kesediaan masyarakat untuk mau divaksin,
"Berilah dirimu divaksin agar COVID-19 tidak hanya menjauh darimu, tapi tapi diriku, dan diri anda.
Jangan abai dan tetap prokes dengan '5M', marilah kita jaga hati, jaga imun dan jaga iman.
Pray for Indonesia dari Sulawesi Utara Untuk Indonesia.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik
Dinas Kominfo Sulawesi Utara
Dra. Ivonne RJ Kawatu
Semuanya sudah di ambang mata, di sekeliling banyak terpapar menyebabkan tim medis menjadi kewalahan.
Ini menjadi tanda awas, sehingga harus bersikap arif dan bijak, saling melindungi dan tetap menerapkan prokes, memakai masker dua lapis,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir/sedia handsanitizer, menjaga jarak minimal dua meter,
menjauh dari kerumunan dan mengurangi mobilitas tidak keluar rumah.
Juga ada pembatasan jam kerja, jam buka/tutup tempat komersial, jam operasional diikuti pembatasan kehadiran acara, rapat, baik di dalam maupun di luar ruangan. Bahkan ASN tidak diperkenankan keluar daerah yang di batasi dengan 25 persen WFO, selebihnya WFH.
Hal ini harus dipatuhi dan dilakukan dengan penuh kesadaran, sehingga tidak ada kata paksa dari petugas atau sanksi apalagi dijatuhi hukuman.
Ini dapat meminimalisasi virus. Semuanya bisa maksimal, berjalan baik, apabila ada kerja sama semua pihak.
Kita jangan tidur karena COVID-19 mengudara mencari mangsa, bagi yang tidak disiplin, tidak menjalankan prokes atau tidak taat aturan.
Karena ketika kita lengah, membuka masker, tidak bersih dalam cuci tangan, tanpa sekat tidak berjarak, menerobos berdesakan dalam kerumunan bahkan beria-ria memuaskan diri di luar rumah, maka di situlah kita dilumpuhkan oleh varian delta COVID-19.
Kebahagiaan kita direnggut dan terkungkung berdiam diri dalam isolasi mandiri.
Karena cuma berpapasan saja bisa terjangkit dan berjangkit apalagi kalau kita berlama-lama di luar sana.
Memang aneh tapi nyata namun inilah kenyataan yang harus dihadapi, dilalui dan virus harus dihindari karena bisa bertahan selama 16 jam di udara.
Saat ini disarankan untuk protek diri, berhikmat, memeriksakan diri rapid antigen dan PCR dan bagi yang di area karantina jalani dengan asupan yang disarankan dokter.
Gubernur Olly dan Wagub Steven serius melakukan vaksinasi, hasilnya membanggakan, diapresiasi Kementerian Kesehatan karena di Sulut ada enam kab/kota masuk dalam prosentase terbaik.
Pemerintah peduli rakyatnya sehingga telah sediakan penangkal diri, dan diharapkan kesediaan masyarakat untuk mau divaksin,
"Berilah dirimu divaksin agar COVID-19 tidak hanya menjauh darimu, tapi tapi diriku, dan diri anda.
Jangan abai dan tetap prokes dengan '5M', marilah kita jaga hati, jaga imun dan jaga iman.
Pray for Indonesia dari Sulawesi Utara Untuk Indonesia.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik
Dinas Kominfo Sulawesi Utara
Dra. Ivonne RJ Kawatu