Manado (ANTARA) - Peluncuran buku, perjalanan kontemplasi Menapaki Rimba Kepemiliauan dan Dinamika Hukum Pilkada Mitigasi Pelanggaran dan Penegakan Hukum Pemilu, menjadi hadiah terindah bagi Komisioner KPU Manado, Sunday Daud Apeles Rompas, ST, yang merayakan HUt ke 54, pada 2 Juli.
Pejabat yang sukses ikut mengantar pesta demokrasi di Manado, dalam kondisi tenang dan nyaman pada 2021 ini, mengatakan, semua rasa lelah dan perjuangan dalam melaksanakan pesta demokrasi terutama Pilkada, terbayar sudah, dengan terbitnya dua buku itu.
"Semenjak menjadi penyelenggara Pilkada mulai 2014, banyak dinamika yang dilalui, kami berhadapan dengan berbagai tantangan dari banyak penjuru, namun satu hal yang menguatkan, bahwa yang dilakukan ini adalah bentuk pertanggungjawaban pada negara, masyarakat Sulut, Manado dan terlebih pada Tuhan yang memberikan berkat kekuatan," kata Pak Sunday, sapaan akrabnya di kalangan penyelenggara pilkada dan pekerja media.
Dia mengakui ulang ke 54 menjadi momen baginya instrospeksi diri, apa saja yang sudah dilakukan selama ini, apakah dinilai berhasil atau tidak, semuanya diserahkan kepada masyarakat dan atasan yang menilai.
Syukur HUT Sunday Rompas (1)
Di tengah-tengah kesibukannya sebagai penyelenggara pesta demokrasi di Manado, Pak Sunday pun tak pernah abai melakukan tugasnya sebagai pelayanan khusus, sebutan bagi para pekerja gereja, di lingkungan GMIM.
Bahkan Penatua Jelly Rompas, demikian dia dikenal di kalangan sesama pelayan gereja, adalah sekretaris di GMIM Paulus Titiwungen, salah satu gereja dengan jumlah jemaat yang besar di Kota Manado.
"Satu hal yang selalu saya ingat, menyeimbangkan antara pekerjaan di kantor dan gereja, karena yang saya terima hari ini, adalah berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Suami tercinta Sonya Dalos dan Papa tersayang Epenetus, Priskilla dan Predest itu dengan senang.
Dia berharap kedepan tetap bisa bekerja baik dan melakukan tugasnya sebagai penyelenggara pemilihan di Manado bersama rekan-rekanya Jusuf Wowor, Syahrul Setiawan, Ismail Harun dan Abdul Gafur Subaer, untuk kemajuan Manado kedepan. ***
Pejabat yang sukses ikut mengantar pesta demokrasi di Manado, dalam kondisi tenang dan nyaman pada 2021 ini, mengatakan, semua rasa lelah dan perjuangan dalam melaksanakan pesta demokrasi terutama Pilkada, terbayar sudah, dengan terbitnya dua buku itu.
"Semenjak menjadi penyelenggara Pilkada mulai 2014, banyak dinamika yang dilalui, kami berhadapan dengan berbagai tantangan dari banyak penjuru, namun satu hal yang menguatkan, bahwa yang dilakukan ini adalah bentuk pertanggungjawaban pada negara, masyarakat Sulut, Manado dan terlebih pada Tuhan yang memberikan berkat kekuatan," kata Pak Sunday, sapaan akrabnya di kalangan penyelenggara pilkada dan pekerja media.
Dia mengakui ulang ke 54 menjadi momen baginya instrospeksi diri, apa saja yang sudah dilakukan selama ini, apakah dinilai berhasil atau tidak, semuanya diserahkan kepada masyarakat dan atasan yang menilai.
Di tengah-tengah kesibukannya sebagai penyelenggara pesta demokrasi di Manado, Pak Sunday pun tak pernah abai melakukan tugasnya sebagai pelayanan khusus, sebutan bagi para pekerja gereja, di lingkungan GMIM.
Bahkan Penatua Jelly Rompas, demikian dia dikenal di kalangan sesama pelayan gereja, adalah sekretaris di GMIM Paulus Titiwungen, salah satu gereja dengan jumlah jemaat yang besar di Kota Manado.
"Satu hal yang selalu saya ingat, menyeimbangkan antara pekerjaan di kantor dan gereja, karena yang saya terima hari ini, adalah berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Suami tercinta Sonya Dalos dan Papa tersayang Epenetus, Priskilla dan Predest itu dengan senang.
Dia berharap kedepan tetap bisa bekerja baik dan melakukan tugasnya sebagai penyelenggara pemilihan di Manado bersama rekan-rekanya Jusuf Wowor, Syahrul Setiawan, Ismail Harun dan Abdul Gafur Subaer, untuk kemajuan Manado kedepan. ***