Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) telah memasok daging babi ke sejumlah daerah di Indonesia mencapai 450 ton sampai Mei tahun  2021 atau mengalami kenaikan 384 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 

"Berdasarkan data lalu lintas pertanian dari IQFAST, Badan Karantina Pertanian (Barantan), sampai Mei 2021 pengiriman daging babi Sulut ke berbagai wilayah seperti Maluku, Papua sampai ke Jakarta mencapai 450 ton atau naik 384 persen jika dibandingkan dengan periode sama  tahun 2020 hanya 93 ton saja," kata Kepala Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan Saragih, di Manado, Kamis. 

Hal ini tentu menjadi berkah buat Sulut, apalagi karena masih bebas dari penyakit yang diduga  African Swine Fever (ASF)

Peningkatan terbesar, katanya, karena menyuplai kebutuhan di Jakarta dan Tangerang. 

"Untuk itu, mari kita perkuat kewaspadaan dan sinergisitas semua pihak agar ASF tidak masuk ke Sulut," katanya.

Merebaknya kembali penyakit yang diduga African Swine Fever (ASF) dibeberapa wilayah Indonesia seperti Manokwari dan Berau, Kalimantan Timur tentu menjadi perhatian bagi peternak babi di Sulawesi Utara (Sulut). 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020 populasi babi Sulut menempati posisi ke empat terbanyak di tanah air yakni mencapai 400.000 ekor. 

Seperti diketahui sebelumnya bahwa penyakit ASF pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 2019 melalui daerah Sumatera Utara, wabah tersebut dilaporkan menyebar ke daerah lain. Walaupun tidak bersifat zoonosis atau menular ke manusia, namun virus tersebut sangat ganas karena dapat menyebabkan kematian hingga 100 persen pada babi. 

Sifat virusnya yang tahan terhadap lingkungan sehingga media penularnya juga banyak. Selain melalui babi dan produk turunannya, virus ini dapat menular melalui pakan, alat transportasi, pekerja kandang, alat-alat pada kandang dan lain sebagainya. 


 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024