Manado, (Antara News) - Festival Pinawetengan yang berlangsung 7 hingga 8 Juli di Desa Pinabetengan, Kec. Tompaso, Minahasa, bakal mengupayakan pemecahan rekor dunia untuk pertunjukan musik bia. 

"Pemecahan rekor dunia atau Guiness World Records musik bakal dilakukan oleh 300 orang," ujar panitia Festival Pinawetengan, Frisky Goni ketika dihubungi di Manado, Kamis.

Musik bia merupakan musik yang peralatannya terbuat dari kerang besar, yang dibuat sedemikian rupa hingga mengeluarkan nada suara kalau ditiup.

Grup musik yang akan tampil adalah Musik Bia Permata Laut, Desa Batu, Kecamatan Likupang Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, yang dipimpin Jantje Sundalangi.

Musik Bia Permata Laut yang beranggotakan 141 orang, juga pernah tampil pada perayaan Natal Nasional, 28 Desember 2009 lalu.

Menurut Frisky ragam pertunjukkan lainnya adalah pembuatan nasi jaha sepanjang delapan kilometer yang akan memecahkan rekor dunia Indonesia atau MURI, kemudian pembuatan kain tenun terpanjang motif Pinawetengan.

"Ada juga pertunjukkan seni sepuluh yang dibawakan seratus seniman, pertunjukkan musik tradisional Minahasa, musik jinjit Tomohon dan pertunjukan rumamba (upacara adat) tountembaan," katanya.

Frisky mengatakan festival ini diselenggarakan oleh Institut Seni Budaya Sulut, masyarakat adat tontemboan bekerjasama dengan PT Bilina Bina Cendekia dan Pemerintah Kabupaten Minahasa.

Penggagas festival tersebut, Benny Mamoto, mengatakan pihaknya menggelar kegiatan ini untuk melestarikan budaya Minahasa.

Selain itu diadakan penyerahan bibit kayu cempaka kepada pasangan muda untuk mengingatkan semua agar menjaga kelestarian budaya penting memperhatikan lingkungan hidup.

"Undangan untuk pergelaran budaya ini sudah menyebar ke perkumpulan orang Minahasa baik di dalam negeri, juga dari luar negeri. Apalagi ini bertepatan dengan liburan. Jadi, kita ingin ada kegiatan untuk Kawanua yang pulang kampung," katanya. (*)
       




  

Pewarta :
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024