Manado, (Antara News) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sulawesi Utara (Sulut) minta pemerintah tingkatkan pengetahuan petani dalam upaya mencegah terjerumus ke dalam jurang kemiskinan karena jadi penganggur.

"Balai Diklat Tenaga Kerja yang ada dapat difungsikan pemerintah guna memberdayakan petani agar punya pengetahuan lebih baik dengan demikian dapat berinovasi," kata Ketua HKTI Sulut, Lucky Longdong.

Pemberdayaan bagi petani, kata Lucky sudah sangat mendesak dilakukan pemerintah dalam upaya mencegah semakin berkurangnya petani karena beralih ke pekerjaan lain.

"Tawaran pekerjaan dengan pendapatan lebih tinggi merupakan ancaman bagi pekerja di sektor pertanian yang pendapatannya dirasakan rendah saat ini." kata Lucky.

Beralihnya pekerja di sektor pertanian, kata Lucky tidak akan terjadi bila petani punya pengetahuan luas karena dengan demikian mereka dapat berinovasi dalam upaya menambah penghasilan," kata Lucky.

Dia mencontohkan apa yang sementara terjadi di sebagian desa di Sulut dimana banyak petani yang beralih jadi tukang ojek.

"Beralihnya petani menjadi pengojek menyebabkan lahan pertanian yang terlantar terus bertambah, mereka memilih pekerjaan tersebut karena tergiur pendapatan lebih mudah didapat," kata Lucky.

Celakanya, kata Lucky ketika si petani yang sudah beralih pekerjaan tersebut hadapi masalah, tidak punya ketahanan diri lagi untuk kembali bercocok tanam.

Pada akhirnya dapat ditebak, karena kehilangan pekerjaan sebagai pengojek, namun sudah tidak terbiasa menjadi petani,  kata Lucky maka jadilah dia sebagai penganggur.

"Tetapi bila si petani tadi punya pengetahuan mumpuni, maka meski dia beralih ke pekerjaan lain, tetapi tidak meninggalkan pekerjaan semula sebagai petani," kata Lucky.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024