Manado (ANTARA) - Komandan Lanud Sam Ratulangi Manado Marsma TNI M.Satriyo Utomo,  didampingi tim aset Lanud Sri meninjau aset tanah di daerah Kalawiran dan Tasuka Kabupaten Minahasa, yang dimiliki TNI Angkatan Udara, masuk dalam perawatan Lanud Sam Ratulangi Manado.
Keterangan tertulis diterima Senin menyebutkan, peninjauan tersebut dalam rangka perkenalan selaku Komandan Lanud Sam Ratulangi yang baru kepada personel Paskhas yang melaksanakan pengamanan aset tanah di daerah Kalawiran dan Tasuka, serta perkenalannya kepada masyarakat sekitar.
Diketahui bahwa berdirinya Lanud Sam Ratulangi berawal pada tahun 1939, pemerintah Belanda membangun Lapangan Udara untuk kepentingan militernya, di ujung selatan danau Tondano daerah Celebes. Lapangan Udara berukuran panjang 1650 m dan lebar 90 m tersebut dikenal dengan nama Lapangan Udara Kalawiran.
Pada tahun 1952 setelah menyerahkan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda maka bersamaan dengan itu pula Belanda menyerahkan Pangkalan Kalawiran kepada Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Diterimanya Pangkalan Kalawiran oleh AURI dibangun dan dipergunakan sebagai penunjang operasi udara di wilayah Indonesia timur.
Sementara itu pada awal abad 19, Belanda membangun benteng pertahanan di Tasuka. Pangkalan Udara air Tasuka ini adalah tempat turun-naiknya pesawat-pesawat amphibi di pinggiran danau Tondano. Pangkalan Udara air Tasuka ini berada di depan benteng pertahanan. Tiga bangunan benteng yang kokoh hingga saat ini, lengkap dengan gudang-gudang mesiu. Berada di kaki bukit, tepat di pinggir Danau Tondano.

 

Pewarta : Jorie MR Darondo
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024