Manado (ANTARA) - Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi(BMKG) Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle mengatakan bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Kota Manado termasuk di Kelurahan Perkamil, Kecamatan Paal Dua dan kawasan lainnya, secara umum disebabkan oleh pusat tekanan rendah di wilayah Australia bagian utara yang menyebabkan konvergensi.

"Hal ini memicu terbentuknya awan-awan hujan yang aktif di seluruh wilayah Sulawesi Utara," kata  Ben Arther di Manado, Sabtu. 

Kejadian hujan lebat tersebut juga dapat dilihat dari kelembaban udara yang relatif lembab dan citra satelit yang menunjukkan terbentuknya awan-awan konvektif potensi terjadi hujan intensitas sedang–lebat dengan durasi lama.

Inilah yang menyebabkan kondisi tanah yang semakin jenuh sehingga terjadi banjir dan tanah longsor, jelasnya. 

Ben menjelaskan, berdasarkan data BMKG yang ditunjang data input prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Klas II Sam Ratulangi Manado, kondisi cuaca di wilayah Sulawesi Utara masih diliputi awan-awan konvektif untuk beberapa hari ke depan.

Dari analisis streamline ketinggian 3000 kaki pada tanggal 16 Januari 2021 jam 00 UTC menunjukkan bahwa terdapat pusat tekanan rendah (1003 hPa) di Australia bagian Utara. 

Adanya gangguan cuaca tersebut menyebabkan terbentuknya daerah konvergensi di sepanjang wilayah Laut Sulawesi bagian Utara. 

Fenomena sinoptik tersebut menyebabkan pertumbuhan awan konvektif sangat intens di seluruh wilayah Sulawesi Utara, sehingga mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang dalam durasi waktu yang lama. 

Sementara kelembapan udara (RH) relatif untuk wilayah Sulawesi Utara dari analisis BMKG tanggal 16 Januari 2021 jam 00 UTC, menunjukkan RH untuk lapisan bawah (850 mb – 500 mb) angka > 90 persen. 

Hal tersebut menunjukkan udara di atas wilayah Sulawesi Utara relatif sangat lembab sehingga mendukung pembentukan awan hujan yang cukup signifikan di wilayah tersebut. 

Sedangkan, analisis citra satelit produk Himawari-8 EH (enhanced) pukul 06.00 UTC - 11.00 UTC menunjukkan warna putih hingga merah, hal tersebut menunjukkan bahwa suhu puncak awan yang sangat dingin sehingga pertumbuhan awan konvektif atau awan Cumulonimbus penyebab hujan lebat semakin besar. 

Sebelumnya, hujan yang mengguyur wilayah Kota Manado dan sekitarnya menyebabkan terjadinya tanah longsor dan banjir, di beberapa tempat bahkan diinformasikan menelan korban jiwa.***3***

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024