Kendari (ANTARA) - Masyarakat di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya di Desa Tinabite,Kecamatan Lantari Jaya menyambut gembira peresmian pabrik gula oleh Presiden Joko Widodo yang dibangun salah satu investor pribumi di Tanah Air.
Salah satu tokoh masyarakat Bombana, H.M Zain AR, yang dihubungi terpisah, Kamis menyatakan rasa syukur dan bangga kepada pihak investor yang telah membangun lokasi perkebunan tebu sekaligus dengan pabrik gula di desanya, yang kini telah memberi kemajuan besar bagi daerah dan masyarakat.
"Yang pasti bahwa dengan hadirnya perkebunan tebu dan sekaligus industri pabrik gula di desa ini, telah membuka lapangan kerja bagi putra-putri masyarakat Bombana khususnya, dan Sulawesi Tenggara pada umumnya," katanya.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Tinabite, Kecamatan Lantari Jaya, Hasanuddin Sapron, mengatakan, keberadaan kawasan perkebunan tebu yang dirintis sejak 2016 dan pembangunan pabrik gula dibangun pada 2018 telah banyak merubah kemajuan masyarakat di desanya.
"Bila dulunya sebelum ada perkebunan dan pabrik gula ini, wilayah ini sangat sepi dari jangkauan orang, namun sekarang Alhamdulillah dengan adanya industri ini aktivitas masyarakat sangat ramai, sekaligus banyak warga dari luar Bombana datang untuk bertamasya di daerah ini," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (rompi ungu), menyaksikan hasil produk gula yang dihasilkan pabrik gula di Desa Tinabite Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis. (Foto Biro Humas Sekertariat Presiden)
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, saat meresmikan pabrik gula di Bombana menyebut bahwa investasi untuk membuka kebun tebu dan pabrik gula terintegrasi tersebut merupakan sebuah keberanian yang patut diapresiasi.
Kata Presiden, pabrik dengan kapasitas produksi yang tergolong besar di Indonesia tersebut dioperasikan oleh PT Prima Alam Gemilang dengan teknologi modern yang didukung otomatisasi.
"Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini. Ini yang harus kita apresiasi dan hargai. Dimulai tiga tahun lalu dan sekarang selesai dan sudah berproduksi," ujar Presiden.
Selain keberanian tersebut kata Presiden, satu hal yang perlu digarisbawahi ialah bahwa investasi tersebut nyatanya mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Dalam operasinya, kebun dan pabrik itu dapat menyerap maksimal 15.000 tenaga kerja.
"Membuka industri, membuka pabrik gula, dan yang paling penting membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Ini poin yang paling penting yang ingin saya garis bawahi," ujar Presiden.
Kehadiran Presiden di 'Bumi Anoa' Sulawesi Tenggara, selain meresmikan pabrik gula di Bombana yang terletak sekitar 170 Km arah selatan dari Kota Kendari, juga meresmikan penggunaan proyek nasional Jembatan Teluk Kendari yang menelan anggaran sebesar Rp800 miliar lebih itu.
Salah satu tokoh masyarakat Bombana, H.M Zain AR, yang dihubungi terpisah, Kamis menyatakan rasa syukur dan bangga kepada pihak investor yang telah membangun lokasi perkebunan tebu sekaligus dengan pabrik gula di desanya, yang kini telah memberi kemajuan besar bagi daerah dan masyarakat.
"Yang pasti bahwa dengan hadirnya perkebunan tebu dan sekaligus industri pabrik gula di desa ini, telah membuka lapangan kerja bagi putra-putri masyarakat Bombana khususnya, dan Sulawesi Tenggara pada umumnya," katanya.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Tinabite, Kecamatan Lantari Jaya, Hasanuddin Sapron, mengatakan, keberadaan kawasan perkebunan tebu yang dirintis sejak 2016 dan pembangunan pabrik gula dibangun pada 2018 telah banyak merubah kemajuan masyarakat di desanya.
"Bila dulunya sebelum ada perkebunan dan pabrik gula ini, wilayah ini sangat sepi dari jangkauan orang, namun sekarang Alhamdulillah dengan adanya industri ini aktivitas masyarakat sangat ramai, sekaligus banyak warga dari luar Bombana datang untuk bertamasya di daerah ini," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, saat meresmikan pabrik gula di Bombana menyebut bahwa investasi untuk membuka kebun tebu dan pabrik gula terintegrasi tersebut merupakan sebuah keberanian yang patut diapresiasi.
Kata Presiden, pabrik dengan kapasitas produksi yang tergolong besar di Indonesia tersebut dioperasikan oleh PT Prima Alam Gemilang dengan teknologi modern yang didukung otomatisasi.
"Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini. Ini yang harus kita apresiasi dan hargai. Dimulai tiga tahun lalu dan sekarang selesai dan sudah berproduksi," ujar Presiden.
Selain keberanian tersebut kata Presiden, satu hal yang perlu digarisbawahi ialah bahwa investasi tersebut nyatanya mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Dalam operasinya, kebun dan pabrik itu dapat menyerap maksimal 15.000 tenaga kerja.
"Membuka industri, membuka pabrik gula, dan yang paling penting membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Ini poin yang paling penting yang ingin saya garis bawahi," ujar Presiden.
Kehadiran Presiden di 'Bumi Anoa' Sulawesi Tenggara, selain meresmikan pabrik gula di Bombana yang terletak sekitar 170 Km arah selatan dari Kota Kendari, juga meresmikan penggunaan proyek nasional Jembatan Teluk Kendari yang menelan anggaran sebesar Rp800 miliar lebih itu.