Manado (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)  dengan luar negeri pada  Agustus 2020 mengalami surplus 40,44 juta dolar Amerika Serikat (AS).

"Angka surplus tercipta karena nilai ekspor Agustus 2020 sebesar 50,48 juta dolar AS, sementara impor hanya 10,04 juta dolar AS," kata Kepala BPS Sulut Ateng Hartono di Manado, Senin.

Kendati masih  surplus  40,44 juta dolar AS, namun, angka tersebut turun bila dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat  61,43 juta dolar AS.

Ateng mengatakan BPS mencatat nilai ekspor nonmigas Sulut pada Agustus 2020 sebesar 50,48 juta dolar AS. Secara bulanan(month to month), nilai tersebut menurun 28,13 persen dibandingkan Juli 2020 yang senilai 70,24 juta dolar AS.

"Secara tahunan atau  year on year pada bulan  yang sama,ekspor Sulut turun 8,64 persen," katanya.

Komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Agustus 2020 tetap diduduki oleh Lemak dan Minyak Hewan/Nabati, senilai 24,41 juta dolar AS atau 48,35 persen dari total ekspor Sulut. Posisi teratas negara tujuan ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Agustus 2020 adalah Amerika Serikat, yakni senilai 13,58 juta atau 26,91 persen dari total nilai ekspor nonmigas. 

"Produk yang paling banyak diekspor ke Amerika adalah lemak dan minyak hewan/ nabati /Animal or vegt fats and oils," kata Ateng.

Sebagian besar komoditas ekspor nonmigas dikirim melalui beberapa pelabuhan di Sulawesi Utara, meskipun ada pula yang dikirim melalui pelabuhan di provinsi lain. Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan laut terbesar di Sulawesi Utara, dan pada bulan Agustus 2020 sebesar 47,36 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan ini.

"Hanya saja nilai ekspornya menurun 27,84 persen dibandingkan dengan Juli 2020," katanya.

Dia menyebutkan bahwa impor Sulut sepanjang Agustus 2020 mencapai 10,04 juta dolar AS.Nilai itu meningkat bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dengan kenaikan sekitar 13,97 persen.

Sulut banyak mendatangkan komoditas bahan bakar mineral, senilai 4,92 juta dolar AS atau 48,99 persen dari total impor. Malaysia menjadi negara pemasok terbesar pada Agustus 2020 sebesar 3,99 juta dolar ASatau 39,80 persen dari total impor.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024