Meulaboh, Aceh (ANTARA) - Ribuan siswa di empat kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh sejak Senin kembali mengikuti belajar secara daring setelah jumlah warga yang positif COVID-19 di daerah itu bertambah 30 orang dan tiga orang dinyatakan meninggal dunia.
“Belajar daring ini terpaksa kita lakukan karena adanya peningkatan risiko warga yang terinfeksi COVIDS-19 di beberapa kecamatan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat Husaini di Meulaboh, Senin.
Ada pun jenjang pendidikan yang mengikuti proses belajar secara daring tersebut meliputi sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Johan Pahlawan, Samatiga, Kaway XVI, serta Kecamatan Meureubo.
Menurut Husaini, keputusan belajar daring bagi anak didik di jenjang TK, SD dan SMP di Aceh Barat selama sepekan ke depan, sesuai hasil koordinasi Dinas Pendidikan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) COVID-19 Aceh Barat.
Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMA atau sederajat di empat kecamatan di Aceh Barat yang terdampak COVID-19, kata dia, hal tersebut menjadi kewenangan dari Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, apakah melaksanakan belajar secara shift atau belajar secara daring.
Mengingat kewenangan proses belajar mengajar jenjang pendidikan SMA selama ini di Aceh dibawah kendali Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, katanya menegaskan.
Husaini juga menambahkan, selain dari sekolah di empat kecamatan yang melakukan belajar daring, khusus jenjang pendidikan lainnya seperti SD, SMP tetap melaksanakan dengan pola belajar secara bergantian (shift) dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ia juga mengakui selama ini belum ada siswa atau pelajar di Aceh Barat yang terinfeksi COVID-19, karena selama ini pengetatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar di daerah tetap menggunakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
“Meski ada sekolah yang belajar daring, namun kita pastikan proses kegiatan belajar mengajar kepada anak didik di Aceh Barat tetap terus kita lakukan, agar tidak ada anak didik yang tidak bisa belajar dimasa pandemik COVID-19 seperti saat sekarang ini,” kata Husaini menuturkan.
“Belajar daring ini terpaksa kita lakukan karena adanya peningkatan risiko warga yang terinfeksi COVIDS-19 di beberapa kecamatan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat Husaini di Meulaboh, Senin.
Ada pun jenjang pendidikan yang mengikuti proses belajar secara daring tersebut meliputi sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Johan Pahlawan, Samatiga, Kaway XVI, serta Kecamatan Meureubo.
Menurut Husaini, keputusan belajar daring bagi anak didik di jenjang TK, SD dan SMP di Aceh Barat selama sepekan ke depan, sesuai hasil koordinasi Dinas Pendidikan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) COVID-19 Aceh Barat.
Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMA atau sederajat di empat kecamatan di Aceh Barat yang terdampak COVID-19, kata dia, hal tersebut menjadi kewenangan dari Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, apakah melaksanakan belajar secara shift atau belajar secara daring.
Mengingat kewenangan proses belajar mengajar jenjang pendidikan SMA selama ini di Aceh dibawah kendali Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, katanya menegaskan.
Husaini juga menambahkan, selain dari sekolah di empat kecamatan yang melakukan belajar daring, khusus jenjang pendidikan lainnya seperti SD, SMP tetap melaksanakan dengan pola belajar secara bergantian (shift) dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ia juga mengakui selama ini belum ada siswa atau pelajar di Aceh Barat yang terinfeksi COVID-19, karena selama ini pengetatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar di daerah tetap menggunakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
“Meski ada sekolah yang belajar daring, namun kita pastikan proses kegiatan belajar mengajar kepada anak didik di Aceh Barat tetap terus kita lakukan, agar tidak ada anak didik yang tidak bisa belajar dimasa pandemik COVID-19 seperti saat sekarang ini,” kata Husaini menuturkan.