Manado (ANTARA) - Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat(LPPM) Universitas Sam Ratulangi Manado melatih ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Wanita Katolik Republik Indonesia(WKRI) Cabang Raja Damai Manado untuk dapat mengelola sampah plastik menjadi media tanam sayuran.
"Pengolahan sampah plastik menjadi media tanam sayuran merupakan salah satu solusi menjawab permasalahan sampah yang tidak bisa terurai ini untuk bisa bermanfaat bagi kehidupan,"kata Ketua Tim PKM Unsrat, Ir Selvi Tumbelaka, MSi dalam pelatihan secara daring berlangsung di Manado, Jumat.
Pelatihan daring pengolahan sampah plastik menjadi media tanam sayuran (1)
Sampah dari botol plastik, kata Selvi, banyak mencemari lingkungan sekitar karena hanya dibuang begitu saja padahal sampah plastik tersebut tidak bisa terurai dalam tanah, dengan pelatihan ini, memberi jalan keluar sekaligus inovasi pengembangan tanaman sayuran.
"Masyarakat banyak belum mengetahui tentang bagaimana cara mengolah sampah plastik tersebut menjadi suatu bahan yang bermanfaat, karena itu Unsrat berinisiatif untuk membagi ilmu kepada masyarakat dan kali ini kepada ibu-ibu WKRI Raja Damai di empat ranting yakni Sta. Agata, Sta. Bernadeth, Sta. Maria dan Sta. Katarina Dei Ricci,"kata Ir Selvi.
Pelatihan daring pengolahan sampah plastik menjadi media tanam sayuran (1)
Tim PKM Unsrat, Dr Adeleyda Lumingkewas, SP MSi dalam materi pengolahan limbah dapur menjadi pupuk organik cair, mengatakan sisa limbah berupa sampah sisa sayuran, kulit buah-buahan, kulit bawang dan sisa rempah-rempah lain yang setiap hari dihasilkan di rumah dapat menjadi bahan untuk pengolahan pupuk organik cair.
"Dengan pelatihan ini maka sisa limbah tersebut dapat diolah menjadi produk bermanfaat,"kata Adeleyda.
Ketua Cabang WKRI Raja Damai, Dina Arianti berharap dengan pelatihan melalui zoom ini, para ibu WKRI dapat mempraktekkan dan membagi ilmu kepada anggota WKRI lainnya, dengan begitu telah ikut membantu pemerintah kota dalam mengatasi masalah sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
"Pengolahan sampah plastik menjadi media tanam sayuran merupakan salah satu solusi menjawab permasalahan sampah yang tidak bisa terurai ini untuk bisa bermanfaat bagi kehidupan,"kata Ketua Tim PKM Unsrat, Ir Selvi Tumbelaka, MSi dalam pelatihan secara daring berlangsung di Manado, Jumat.
Sampah dari botol plastik, kata Selvi, banyak mencemari lingkungan sekitar karena hanya dibuang begitu saja padahal sampah plastik tersebut tidak bisa terurai dalam tanah, dengan pelatihan ini, memberi jalan keluar sekaligus inovasi pengembangan tanaman sayuran.
"Masyarakat banyak belum mengetahui tentang bagaimana cara mengolah sampah plastik tersebut menjadi suatu bahan yang bermanfaat, karena itu Unsrat berinisiatif untuk membagi ilmu kepada masyarakat dan kali ini kepada ibu-ibu WKRI Raja Damai di empat ranting yakni Sta. Agata, Sta. Bernadeth, Sta. Maria dan Sta. Katarina Dei Ricci,"kata Ir Selvi.
Tim PKM Unsrat, Dr Adeleyda Lumingkewas, SP MSi dalam materi pengolahan limbah dapur menjadi pupuk organik cair, mengatakan sisa limbah berupa sampah sisa sayuran, kulit buah-buahan, kulit bawang dan sisa rempah-rempah lain yang setiap hari dihasilkan di rumah dapat menjadi bahan untuk pengolahan pupuk organik cair.
"Dengan pelatihan ini maka sisa limbah tersebut dapat diolah menjadi produk bermanfaat,"kata Adeleyda.
Ketua Cabang WKRI Raja Damai, Dina Arianti berharap dengan pelatihan melalui zoom ini, para ibu WKRI dapat mempraktekkan dan membagi ilmu kepada anggota WKRI lainnya, dengan begitu telah ikut membantu pemerintah kota dalam mengatasi masalah sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.