Manado (ANTARA) - Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas II Sam Ratulangi Manado, BMKG Sulut, Carisz Kainama memperkirakan akhir Juli atau awal Agustus provinsi ini mulai memasuki musim kemarau.

"Memang agak bergeser dari perkiraan kita, awalnya kita memperkirakan musim kemarau dimulai pada bulan Juni, akan tetapi bergeser hingga Juli atau awal Agustus," sebut Carisz di Manado, Senin.

Datangnya musim kemarau ini, tidak serentak terjadi di wilayah Sulut, karena ada wilayah tertentu seperti Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang justru berada pada musim hujan.

"Jadi memang agak terbalik dengan Kota Manado dan beberapa daerah lainnya, kalau di sini (Manado) musim kemarau di Bolaang Mongondow Selatan musim hujan," jelasnya.

Kebakaran hutan dan lahan maupun kekeringan bisa menjadi ancaman apabila frekuensinya berkepanjangan.

Meski demikian, ketika berada di musim kemarau peluang turunnya hujan masih bisa terjadi.

"Ini yang memang harus diantisipasi sehingga tidak terjadi seperti waktu-waktu sebelumnya terjadi kebakaran hutan dan lahan. Caranya adalah tidak membuka lahan perkebunan menggunakan cara membakar," sebutnya.

Bencana hidrometeorologi sebut dia, tak hanya terkait dengan kekeringan, akan tetapi bisa menyangkut banjir bandang, angin kencang bahkan tinggi gelombang.

"Khusus di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang harus diwaspadai adalah banjir bandang, tanah longsor ataupun tiupan angin kencang. Warga diharapkan menjauhi daerah-daerah yang berpotensi memunculkan ancaman bencana," ajaknya.

Tahun lalu, sejumlah kawasan di Sulut terjadi kebakaran lahan dan hutan, bahkan di daerah kepulauan mengalami ancaman kekeringan akibat hujan tidak turun dalam periode yang melebihi satu bulan.
 

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024